Dua Mahasiswa Unisba Ikuti SMI Youth Exchange Chapter Singapore – Malaysia

KOMHUMAS-Dua mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) terpilih untuk mengikuti program Semangat Muda Indonesia (SMI) Youth Exchange Chapter Singapore – Malaysia, sebuah program yang memberikan kesempatan bagi pelajar, mahasiswa atau masyarakat umum untuk belajar mengenali pendidikan, budaya, dan sosial lintas negara. Program ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pengalaman berharga bagi WNI yang ingin memiliki wawasan global.

Kedua mahasiswa tersebut adalah Afri Ahya Suardi dari Fakultas Kedokteran angkatan 2021 dan Ayu Safira dari Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik angkatan 2021. Mereka terpilih setelah melalui serangkaian seleksi ketat.

Program ini akan berlangsung di dua negara, yaitu Singapura dan Malaysia mulai tanggal 24 sampai dengan 28 September 2024, dengan enam main agenda yaitu KBRI / SILN visit, University visit, international Volunteer, country exploration, international volunteer, cultural leraning, dan awarding moment.

Keduanya mengaku sangat bersyukur dan merasa luar luar biasa bisa mengikuti program internasional ini.

Afri mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa belajar mengenai perbedaan budaya, meningkatkan skill komunikasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan manajemen diri yang lebih baik lagi. ”Bahkan di sekolah Indonesia singapura saya merasa beruntung dan bangga menjadi warga negara Indonesia,” ujarnya.

Sedangkan Ayu menuturkan bahwa program ini banyak memberikan banyak pelajaran berharga baginya. Ia sangat menikmati kesempatan berinteraksi dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dari Malaysia dan Singapura.

”Ini membuka wawasan saya tentang keberagaman budaya dan perspektif. Saya juga sangat terkesan dengan pengalaman melakukan volunteer teaching project. Mengajar anak-anak di sana membuat saya lebih menghargai pentingnya pendidikan dan berbagi ilmu,” ungkapnya.

Namun, perjalanan dalam mengikuti program ini tentu tidak mudah. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan. Afri yang harus bisa membagi waktu dimana berkuliah di FK yang lumayan sulit terlebih saat ini ia sedang menyusun skripsi, kemudian peserta di kegiatan ini sangat beragam dari usia, suku, dan budaya, sehingga saat diskusi kelompok untuk project dalam menyatukan pemikiran, cukup menjadi tantangan tersendiri. “Untuk mengatasinya karena ini masalah manajemen waktu alhamdulillah sampe saat ini juga saya terus belajarr dan mengatasi perbedaan saya mencoba memanfaatkannya untuk menyatukan semua argument sehingga keberagaman ini menjadi kelebihan,” katanya.

Adapun tantangan yang dialami Ayu adalah dalam mengatur waktu dengan baik karena jadwal kegiatan yang sangat padat. ”Kadang saya merasa kewalahan harus beradaptasi dengan berbagai aktivitas yang diberikan,” ungkapnya.

Namun dalam mengatasi tantangan-tantangan ini, ia berusaha untuk selalu bersikap terbuka dan proaktif. ”Saya juga belajar untuk membuat prioritas dan manajemen waktu yang lebih baik,” ujar Ayu.

Menurut Ayu, yang paling membantu adalah membangun hubungan baik dengan peserta lain. ”Kami saling mendukung dan berbagi pengalaman, yang membuat proses adaptasi menjadi lebih mudah. Saya juga tidak segan untuk meminta bantuan dari panitia atau mentor ketika menghadapi kesulitan,” terangnya.

”Meskipun ada tantangan, saya merasa pengalaman ini sangat berharga. Saya belajar banyak tentang diri sendiri, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan memperluas perspektif global saya. Program ini benar-benar membuka mata saya tentang pentingnya pemahaman lintas budaya dan networking internasional,” ungkap Ayu.

Ayu juga menambahkan harapannya setelah mengikuti program ini yaitu dapat memperluas wawasan saya tentang keberagaman budaya dan tata kota. ”Karena saya berasal dari jurusan perencanaan wilayah dan kota tentunya harapan saya dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah saya serap selama saya di Singapura dan Malaysia mengenai tata kota yang ada di negara tersebut yang tentunya terdapat perbedaan dengan di Indonesia. Harapan lainnya saya ingin mengembangkan kemampuan komunikasi lintas budaya dan membangun jaringan internasional yang nantinya bisa menjadi dasar untuk kolaborasi di masa depan,” ujarnya.

Harapan lainnya adalah pengalaman ini akan menginspirasinya untuk berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan masyarakat, dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain yang ingin belajar ke luar negeri.

”Saya juga melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat relasi dengan berinteraksi dengan peserta dari berbagai latar belakang, yang nantinya bisa saya bagikan kepada orang lain,” katanya.

Sedangkan Afri berharap setelah mengikuti program ini ia bisa mengembangkan dan mengaktualisasi diri sebagai pemuda indonesia, bisa lebih mengenali pendidikan, budaya, dan sosial lintas negara sehingga bisa meningkatkan potensi diri baik di dalam maupun diluar negeri.***

Press ESC to close