KOMINPRO-Setelah sukses menggelar Paper Camp Session Batch I beberapa waktu lalu sebagai wadah untuk memfasilitasi calon guru besar membuat artikel / jurnal internasional yang terindeks Scopus, Unisba kembali menyelenggarakan Paper Camp Session Batch II “Comprehensive Strategy to Increase University Performance and Lecturer Profile” pada Kamis s.d. Senin (20 s.d. 24/06) di Hotel Tirta Gangga Garut.
Paper Camp kali ini diikuti sebanyak 11 orang dosen dengan pangkat lektor kepala yakni dari Fakultas Ilmu Komunikasi (4), Fakultas Dakwah (2), Fakultas Syariah (1), Fakultas Hukum (2), Fakultas Ekonomi & Bisnis (1) dan Fakultas Kedokteran (1). Pada Batch II ini, Dr. Ade Gafar Abdullah, M.Si., kembali didaulat menjadi ketua tim fasilitator. Sebagaimana diketahui, beliau merupakan dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang memiliki pengalaman sebagai editorial di beberapa jurnal dan memiliki artikel yang terindeks Scopus kurang lebih sebanyak 127 buah.
Keberhasilan Batch I menurut Wakil Rektor I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPM., dinilai dari output para peserta yang mengsubmit artikel ke jurnal internasional. “Alhamdulillah yang direncanakan 10 artikel, yang masuk sekarang sudah 12 artikel sudah submit ke jurnal dengan kuartil yang cukup baik. Tidak ada di kuartil Q4, pada umunya adalah Q2 dan Q3,” katanya.
Jika diidentifikasikan, lanjutnya, jurnal yang disubmit sebanyak 40% yang diantaranya berada di kuartil kedua artinya 50% atau 75% yang memiliki impact faktor yg cukup signifikan untuk meningkatkan kualifikasi atau kualitas publikasi ilmiah para dosen Unisba.
Warek I berpendapat, jika semua artikel yang sudah disubmit terindeks Scopus dan dinyatakan diterima, kurang lebih 36 dosen Unisba dapat memiliki ID scopus. “Ini adalah salah satu output dan nantinya menjadi outcome bagi institusi kita. Serta upaya yg dilakukan untuk menjadikan Unisba unggul dalam jumlah guru besarnya,” jelasnya.
Menurutnya, Batch II ini memiliki komitmen yang sama dengan Batch I yang menghadirkan fasilitator dan pola yang sama tetapi dengan treatment yang lebih komprehensif, diantaranya bagaimana melihat dan menilai kekurangan dari Batch I.
DikatakanWarek I, struktur materi yang semula introduction, theory, metodology dan result & discusion, pada Batch II ini polanya diubah dimulai dari metodologi, berkembang menjadi teori dan ujungnya introduction. “Alur pikir ini semoga menjadi satu budaya baru untuk dosen Unisba dalam rangka menulis artikel yang berkualitas,” ujarnya.
Harapannya, Paper Camp ini dapat menambah pundi calon guru besar di Unisba. “Yang semula 13 orang di Batch I, akan muncul 11 orang di Batch II ini. Jadi kurang lebih 24 calon guru besar ditahun 2020 atau 2021,” ungkap Warek I.
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. mengatakan, salah satu penilaian terbesar dari akreditasi adalah dosen yang memiliki kualifikasi tinggi dengan meningkatkan jabatan fungsional (jafung) nya. Untuk itu melalui Paper Camp ini Rektor mendorong para calon guru besar untuk membuat artikel yang berpeluang dipublikasikan dijurnal internasional.
Rektor menilai hasil Paper Camp Batch I yang sudah mengsubmit artikel mendorong Unisba untuk mengajukan 10 orang calon guru besar di tahun ini. “Kalau jurnalnya sudah turun jadi tahun depan ada tambahan guru besar,” ujar Rektor.
Rektor pun terus mendorong percepatan guru besar dan lektor kepala untuk terus meningkatkan performa universitas. Melihat Performa para peserta, Rektor meyakini dapat meningkatkan jabfungnya ke guru besar sehingga memiliki ID Scopus yang berperan dalam menaikan peringkat Unisba di Kemenristekdikti. (Eki/Wiwit)