
KOMINPRO-Keberhasilan seorang pebisnis bukan suatu kebetulan dan keberuntungan. Kesuksesan yang diraih salah satunya dengan mempelajari perilaku dan kebiasaan dari pebisnis sukses lainnya dari dalam maupun luar negeri dengan mempelajari perilakunya serta meniru pola apa yang terjadi yaitu dengan mengamati, meniru dan memodifikasi. Demikian disampaikan Head of Indonesia Korea Legal and Business Advisory Center, Tarigan Saudaranta saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan International Seminar in The Context of Community Service, Sharing Session from 5 Countries (Korea, United Kingdom, Netherland, Argentina and Indonesia) yang diselenggarakan oleh Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) secara virtual melalui Zoom Meeting, Kamis (15/10).
Menurutnya, seorang pelaku bisnis harus mau belajar dari pelaku bisnis lain serta menirunya dengan menyesuaikan konteks keadaan. “Jangan hanya terpana melihat dari keberhasilan, tapi cari tahu bagaimana proses mereka. Prisipnya pelajari pasti perilaku kebiasaan yang berbeda antar perilaku bisnis yang sukses,” terangnya.
Pak Tarigan menuturkan, kesuksesan dari seorang pebisnis bukan dilihat dari hasil, tapi dari upaya yang terus menerus dilakukan dengan kerja keras. “Sukses itu bukan kebetulan, itu hasil proses belajar dan pengorbanan. Yang paling penting adalah visi, menikmati prosesnya dan usaha yang terus menerus,” jelasnya.
Lebih jauh Pak Tarigan mengungkapkan, seorang pebisnis juga harus menerapkan konsep bahwa keberhasilan bukan kebetulan, keberhasilan harus dipelajari dengan melihat habbit dan perilakunya serta keberhasilan bukan pada satu titik tetapi mencapai titiknya.
Menyinggung jumlah dan kualitas wirausaha Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain, Pak Tarigan menuturkan, program pendidikan yang diberikan universitas tidak terkecuali Unisba maupun FEB diseluruh dunia tentang pengajaran bisnis berbasis kepada kewirausahaan akan menjadi suatu trend dan kekuatan yang penting.
“Dengan program pengajaran ini bukan hanya menambah jumlah wirausaha baru tapi berkualitas karena mahasiswa yang diharapkan menjadi wirausahaan akan memperoleh pembekalan melalui sistem pendidikan. Dimana mereka sudah diperkenalkan dengan konsep teori bahkan melalui project yang dibuat sehingga mereka diberi kesempatan untuk mengeksplor dan mengalami bagaimana menjadi wirausahaan itu dan kemudian dilakukan dialog dengan pelaku bisnis,” katanya.
Menurutnya, inilah suatu proses untuk menciptakan behavioral entrepreneurship. “Kalau sudah ada pola seperti ini, wirausahawan baru menjadi lebih berkualitas. Oleh karena itu, perlu mendorong lebih banyak lagi mahasiswa aktif dalam menciptakan lapangan kerja melalui entrereneurship,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba, Dr. Hj. Nunung Nurhayati, SE., M.Si., Ak., CA., mengatakan, webinar ini merupakan salah satu upaya dalam menyeimbangkan lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja yang ada untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dikalangan masyarakat dan mahasiswa. “Karena itulah saya sangat mengapresiasi sekali kegiatan yang dilaksanakan ini dalam rangka untuk lebih memaksimalkan berkembangnya kewirausahaan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dilingkungan perguruan tinggi sehingga mahasiswa dapat menjadi insan mandiri ketika berkiprah di masyarakat melalui pembelajaran dari para narasumber sebagai tokoh bisnis yang sukses di dunia Internasional,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kaprodi Manajemen FEB Unisba, Dr. Sri Suwarsi, S.E., M.Si., mengungkapkan, tujuan diselenggarakan webinar ini untuk memperkenalkan berbagai peluang bisnis di luar negeri kepada mahasiswa dan peserta seminar. “Melalui webinar ini mereka dapat belajar dari kesuksesan bisnis dari pelaku usaha yang sudah sukses di luar negeri sehingga memunculkan optimisme dan motivasi para peserta bahwa peluang tersebut sangat terbuka apalagi dengan adanya digital marketing, dimana era ini sangat dekat dengan generasi milenial,” ujarnya.
Webinar ini juga menghadirkan beberapa narasumber lainnya, antara lain Wahyu Hansudi (Entrepreneur in United Kingdom), Fiki Oktanio (Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires, Argentina), Agung Irianto (PUM Netherlands Senior Experts Indonesia), Hari Prabowo, S.E., M.M. (CEO Paytren-Indonesia) dan Septiana Estri, S.E., M.M. (Lecturer of FEB Unisba). Selain itu, webinar ini diikuti sebanyak 672 orang peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. (Eki)