Beasiswa KIP Antarkan Non-Muslim Ini Jadi Mahasiswa Baru Unisba

KOMHUMAS-Universitas Islam Bandung (Unisba) sebagai perguruan tinggi Islam terbaik di Jawa Barat dan Banten memiliki komitmen dalam membentuk lulusan yang tidak hanya kompeten dalam keilmuannya saja, tetapi juga berakhlakul karimah melalui 3 spirit yakni mujahid (pejuang), mujtahid (pemikir), dan mujadid (inovator/pembaharu). Namun, meskipun memiliki identitas sebagai universitas yang berlandaskan Islam, Unisba tetap membuka pintu selebar-lebarnya bagi calon mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk mahasiswa non-Muslim. Hal ini sejalan dengan semangat inklusivitas dan toleransi dalam dunia pendidikan.

Salah satu aspek dari kesejahteraan mahasiswa di Unisba adalah adanya program beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Beasiswa KIP merupakan program pemerintah yang memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Di Unisba, program ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa Muslim saja, tetapi juga terbuka bagi mahasiswa non-Muslim yang memenuhi syarat.

Adalah Naftalia Vera Pakpahan yang beragama Kristen merupakan salah satu penerima dari total 62 orang yang lulus beasiswa KIP Unisba. Ia merupakan lulusan SMAN 25 Kota Bandung tahun 2023 dan diterima di Program Studi Matematika Fakultas MIPA Unisba.

Meski berasal dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi karena penghasilan orang tua sebagai buruh yang tidak menentu, tidak menghalangi semangat Naftalia untuk melanjutkan studi ke Pendidikan tinggi dalam mengejar cita-citanya untuk menjadi guru matematika.

Ia mengambil jurusan tersebut di Unisba karena ingin mendalami matematika murni untuk nantinya meneruskan ke Pendidikan matematika setelah lulus menjadi sarjana. Disamping juga karena Program Studi Matematika yang memiliki akreditasi Baik Sekali.

Ketertarikan menjadi guru matematika kata Naftalia, berawal ketika kelas 6 SD yang saat itu juga sedang menempuh ujian nasional diberikan kepercayaan untuk mengajar siswa kelas 3 karena guru matematikanya sedang sakit dan tidak bisa masuk kerja. “Gurunya tau aku suka matematika, bagus juga nilainya diangkatan. Dan saya dikasih kepercayaan untuk handle satu kelas,” katanya.

Minat pada matematika juga ia salurkan dengan menjadi guru les matematika disekitar rumahnya. Ia mengajar siswa SD kelas 1-6 dan juga mengajar saudaranya yang merupakan  siswa SMP.

Anak ketiga dari tiga bersaudara ini mengaku tidak menyangka bisa menjadi salah satu penerima beasiswa KIP Unisba dan merasa bangga bisa memperoleh beasiswa tersebut. “Ga nyangka bisa lulus karena kan saya non muslim. Ini suatu kebanggaan bagi aku juga,” ungkapnya.

Kelulusan KIP ini juga merupakan pencapaian yang sama dengan kakak keduanya sebagai penerima KIP di salah satu perguruan tinggi swasta di Kabupaten Sumedang.

Berada dilingkungan muslim bukan hal baru bagi Naftalia. Saat TK ia sudah bersekolah di TK muslim. Ketika menempuh studi di SMPN 51 Kota Bandung pun muatan Islamnya begitu kental yang mengharuskannya untuk ikut terlibat setiap hari di kegiatan membaca Al Quran meski hanya literasi buku saja dan ikut serta pada kegiatan pesantren kilat. “Jadi sudah terbiasa dengan hal yang berbau Islam. Sebelum memilih Unisba juga sudah banyak bertanya dan peroleh informasi bahwa di Unisba harus ikut PAI selama 7 semester dan pesantren. Sudah dibicarakan dengan keluarga juga dan tidak keberatan juga,” ujarnya. 

Harapannya dalam menempuh studi di Unisba ini bisa lulus tepat waktu dan memperoleh IPK predikat Pujian. “Di kuliah nanti akan ikuti alur perkuliahan. Kemudian kalau ikut organisasi nanti mungkin akan ikut paduan suara karena sering ikuti pelayanan di gereja,” ungkapnya.

Setelah lulus menjadi Sarjana Matematika nanti, Naftalia sudah memiliki rencana untuk langsung bekerja agar bisa mengumpulkan biaya untuk dapat melanjutkan studi di Pendidikan guru matematika sehingga cita-cita menjadi guru matematika bisa terwujud.***

Press ESC to close