Bantu Cegah Penyebaran Covid 19, Prodi Farmasi Unisba Produksi Hand Sanitizer

KOMINPRO- Merebaknya Covid-19 yang menjadi pandemik bagi seluruh dunia termasuk Indonesia membuat orang-orang berlomba-lomba untuk mengatasi penyebarannya dengan melakukan pola hidup sehat melalui cuci tangan  menggunakan sabun atau cairan antiseptik. Seperti diketahui, semenjak merebaknya informasi mengenai wabah ini, ketersediaan cairan antiseptik (hand sanitizer) dipasaran cenderung sulit didapatkan dan harganya menjadi lebih mahal. Melihat hal tersebut, Prodi Farmasi UNISBA sebagai prodi yang berkaitan dengan kesehatan dan produksi sediaan farmasi, merasa perlu untuk berperan serta membantu menyelesaikan masalah tersebut, terutama dikalangan internal kampus Unisba.

Pembuatan hand sanitizer ini dilakukan oleh tim dari Prodi Farmasi Unisba yang terdiri dari kelompok dosen yang tergabung dalam Kelompok Bidang Keilmuan Teknologi Farmasi (Farmasetika). Tim ini diketuai oleh Sani Ega Priani, M.Si., Apt., dengan anggota tim terdiri dari Fitrianti Darusman, M.Si, Apt., Ratih Aryani, M.Farm., Apt., Mentari Lutfika Dewi, M.Farm., Apt., G.C. Eka Darma, M.Si., Apt., dan Aulia Fikri Hidayat, M.Si., serta dibantu oleh dua orang alumni yaitu Indri Widayati, S.Farm. dan Azhariyanti Putri Santika, S. Farm.

Ketua tim menjelaskan, bahan baku utama dari pembuatan hand sanitizer ini adalah etanol 96% dengan penambahan bahan bahan lain yang mengacu pada jurnal-jurnal penelitian terbaru juga pedoman pembuatan cairan antiseptik dari WHO, sehingga diharapkan hand sanitizer ini efektif terhadap bakteri dan virus.

Menurutnya, bahan bakunya didapatkan dari supplier bahan baku/kimia yang biasa mensuplai kebutuhan bahan untuk Laboratorium Prodi Farmasi Unisba. “Proses pembuatannya memakan waktu ± 10 hari. Mulai dari studi literatur, penyiapan bahan baku dan kemasan, desain dan pencetakan label, optimasi formula, sampai produksi akhir sediaan handsanitizer,” ujarnya.

Diakuinya, selama proses pembuatan hand sanitizer ini  mengalami beberapa kendala seperti mulai sulitnya memperoleh bahan baku dan kemasan untuk produksi, serta alat-alat yang ada di Prodi Farmasi belum mampu untuk melakukan produksi skala besar sehingga membutuhkan waktu produksi lebih lama.

Lebih jauh dia mengungkapkan, jumlah produksi hand sanitizer ini sudah dua kali dengan kemasan 60 ml, 100 ml dan 250ml. Produksi saat ini pun masih dalam skala laboratorium yang mensuplai kebutuhan sebagian lingkungan kampus dan kalangan terbatas.  

Dia berharap, kedepan bisa memproduksi dengan skala yang lebih besar dan mengurus perizinan produksinya, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh lingkungan yang lebih luas.***

Press ESC to close