KOMHUMAS-Terinspirasi, tidak terduga, takjub, dan kagum, inilah reaksi para Ibu-Ibu BSK Bank Sampah Kabut (Komunitas Bandung Utara) Unit Sukalumus Cigugur Girang Parongpong Kabupaten Bandung Barat ketika Dekan Fakultas Teknik (FT) Unisba, Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU., mendemokan metode pengolahan sampah di Saung & Taman Edukasi 3R (reduce, reuse, and recycle) binaannya yang berada di RW 22 Puri Cipageran Indah Desa Tanimulya Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (15/01).
Mereka tampak sangat antusias dan penuh semangat saat menyaksikan tahap demi tahap proses pengolahan sampah organik maupun sampah anorganik yang diolah dan memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Hal ini diakui Wakil Direktur BSK Bank Sampah Kabut, Cucu Sumiarsih, S.Pd.I., bahwa metode yang disampaikan sangat luar biasa menginspirasi dan tidak pernah terfikirkan oleh timnya. “Kami termotivasi untuk dapat menerapkannya juga di Bank Sampah kami,” ungkapnya.
Bu Cucu beserta 5 orang tim BSKnya sengaja berkunjung untuk melakukan studi banding dalam rangka belajar mengelola sampah. “BSK kami baru terbentuk 6 bulan dan masih sangat sederhana. Kami pun ingin mengetahui ilmu lain dari pakarnya yang lebih berpengalaman sehingga nantinya bisa diserap dan diterapkan kembali di BSK kami,” tuturnya.
Metode pengolahan sampah yang disampaikan Pa Satori terdiri dari tiga macam yakni cara pemilahan, cara olah sampah organik dan manajemen bank sampah. Untuk olah organik, terdapat biodigester yang mengkonversi organik menjadi gas untuk dipergunakan dalam masak, sedangkan olah organik menjadi kompos menggunakan bata terawang yang menjadi ciri khas serta temuan saung edukasi yang dikembangkan menjadi “Satori Composter”, dan olah organik dengan biopori.
Pa Satori yang pernah diundang ke Jepang dan Vietnam untuk berbagi ilmu mengenai pengolahan sampah mengatakan, saung & taman edukasinya ini sudah banyak dikunjungi oleh berbagai pihak tidak hanya dari wilayah Bandung Raya saja namun juga dari berbagai wilayah lainnya di Indonesia. “Sebelum pandemi (Covid-19), berbagai wilayah di Indonesia pernah berkunjung. Bahkan pernah ada rombongan 18 bus Kades dari Sumatera,” ujarnya.
Ketua Forum Bank Sampah Jabar ini mengakui tidak menarifkan bagi siapa pun yang melakukan studi banding ke saung & tamannya. Ia akan senang hati menerima kunjungan dan tidak sungkan untuk berbagi ilmu serta pengalamannya dalam mengelola sampah.***