KOMINPRO-Bekerja jangan hanya menggunakan tenaga dan keterampilan saja tapi bekerjalah menggunakan spirit yang memotivasi menjadi yang terbaik dari pandangan Allah bukan dari pandangan manusia. Demikian disampaikan Mantan Rektor Uninus, Prof. Dr. H. Dedi Mulyasana, M.Pd sat memberikan Tausiyah “Hikmah Shaum Berimplikasi terhadap Peningkatan Kinerja” pada kegiatan Silaturahim Idul Fitri 1440 H Keluarga Besar Unisba di Aula Unisba, Kamis (13/06).
Sebagai seorang karyawan baik tendik maupun dosen menurutnya, harus meningkatkan kualitas diri. Merasa diawasi oleh Allah dalam melakukan pekerjaan perlu dilatih dan diamalkan. Hal ini penting untuk melatih keikhlasan. “Kunci kita melatih keikhlasan kita. Menanamkan perasaan diawasi oleh Allah dan melatih keikhlasan kita dalam beberapa hal. Apabila tidak dilatih khawatir tidak memperoleh apa-apa, habislah. Apabila kita melatih nilai-nilai seperti itu apa yang tidak bagus perlahan akan membaik,” ungkapnya.
Berharaplah dalam melakukan suatu pekerjaan sebagai simpanan diakhirat karena manusia hidup didunia tidak lama dan hanya sesaat. Orang yang baik mampu mengoreksi dirinya bukan mengoreksi orang lain sehingga perlunya program untuk melatih diri menjadi lebih baik lagi.
Dikatakannya, hikmah shaum yang berimplikasi terhadap kinerja untuk lebih bisa menjaga diri dari hal yang tidak baik. Pentingnya untuk bisa menahan perkataan kotor dan perbuatan yang tidak terpuji untuk diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena amalan yang baik akan terhapus jika melakukan keburukan. Anggapan manusia jika berbuat baik untuk menolong orang lain, dimata Allah kebaikan tersebut adalah untuk dirinya sendiri.
Semangat ini harus dikembangkan setelah melaksanakan shaum dibulan Ramadhan sehingga kemenangan dapat diraih setelah menang melawan hawa nafsu. Ketika melakukan kebaikan dan beramal soleh yang menyelamatkan adalah keikhlasan yang perlu dijaga.
Lebih lanjut beliau menambahkan, kinerja berbeda dengan kerja. Kinerja itu pola kerja yang sudah jelas tanggarnya dan bisa diukur. “Yang mengukur standar kerja kita jangan administrasi tapi Lillah sebagai ukuran keikhlasan kita. Kalau kita sudah ikhlas, langkah demi langkannya dicatat oleh Allah,” terangnya.
Pesannya, hikmah yang berimplikasi pada kinerja, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Yakini sebagai simpanan akhirat dan tidak melupakan dunia yang berimplikasi pada peningkatan kinerja. Jadikan kinerja bukan untuk lembaga saja tapi untuk diri sendiri.
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengatakan momentum Idul Fitri ini hendaknya dijadikan pijakan baru untuk menyongsong tugas merawat, menjaga dan membesarkan Unisba sehingga apa-apa yang diharapkan oleh para pendiri Unisba akan terwujud.
Menurutnya, tantangan Unisba ke depan semakin berat, baik tantangan internal maupun ekternal. “Tantangan ekternal era revolusi industri 4.0 sudah berlangsung. Sejumlah negara diberbagai belahan dunia telah mengimplementasikan revolusi industri 4.0 hampir di semua sektor sehingga berakibat meminimalisasi tenaga kerja lantaran perannya sudah digantikan mesin digital dan robot. Oleh karena itu pembangunan SDM sudah sangat mendesak,” kata Rektor.
Situasi tersebut menurutnya, menunjukan bahwa Unisba tidak boleh berpangku tangan dan membiarkan diri sebagai penonton perkembangan jaman. Unisba harus menyiapkan dan merealisasikan model pendidikan yang bisa menggapai revolusi indistri 4.0.
Rektor menghimbau agar semangat kebersamaan harus ditumbuh kembangkan dilingkungan kampus disertai kesadaran dari semua pihak yang berkepentingan bahwa tantangan jaman telah menanti dan harus secara serempak berada dalam satu kesatuan pandang. Selain itu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan tersebut tanpa menghilangkan jati diri.
Lebih jauh menurutnya, kemampuan menghadapi tantangan jaman saja tidak cukup, oleh karena itu Unisba harus mempersiapkan pembangunan karakter yang lebih intensif, agar menjadi pribadi baik sekaligus warga negara yang baik. Spirit 3M sebagai landasan pembangunan Unisba harus terus menerus di tanamkan agar Unisba dapat meraih tantangan jaman dengan tetap menonjolkan karakter yang kuat sebagai seorang mujahid, mujtahid dan mujaddid.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl mengungkapkan, keberhasilan ibadah shaum di bulan Ramadhan harus membuahkan taqwa. Salah sartu ciri taqwa adalah siap bersilaturahmi dan siap memaafkan. “Kalau terlanjur berbuat salah segera sadar mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada manusia serta memohon ampun kepada Allah,” terangnya.
Tradisi silaturahim, lanjutnya, bukan hanya di bulan Syawal saja, akan tetapi bagaimanapun kebiasaan bersilaturahim khusus dibulan Syawal adalah sesuatu yang sangat positif. Pentingnya menjalin silaturahim akan berimplikasi menjadi semakin akrab, melancarkan yang tidak lancar dan meningkatkan semangat untuk bisa bekerja dengan nyaman.
“Kita yakin kecerdasan dan kepandaian tidak bisa memberikan jaminan kelancaran apalagi keberkahan tanpa adanya semangat kebersamaan silaturahim dan ukhuwah. Dengan ukhuwah kita menjadi nyaman, hilang penyakit penyakit batin dan melahirkan semangat bekerja untuk meningkatkan ibadah kepada Allah,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, dilaksanakan Launching Milad Unisba ke 61 yang ditandai dengan pemutaran video Teaser kegiatan Milad ke 61 Unisba. Pada Milad ke 61 ini, F. Psikologi Unisba didaulat menjadi panitia inti. Tema yang diangkat pada Milad kali ini yaitu “Menjadi Pribadi Unggul melalui Peningkatan Kualitas Hidup”. Beberapa rangkaian kegiatan telah tersusun sesuai jadwal yang telah ditentukan dan acara puncak Prosesi Milad ke 61 Unisba rencananya akan dilaksanakan pada 18 November 2019 dengan menghadirkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Eki/Wiwit)