KOMINPRO – Perkembangan teknologi dalam revolusi industri 4.0 seperti internet of things (IoT), big data, dan artificial intelligence, kini tengah menjadi ancaman bagi lulusan perguruan tinggi. Di era disrupsi teknologi, mereka dituntut untuk memilki kompetensi yang mempuni. Karena jika tidak, berbagai lulusan dari Universitas harus siap tertinggal dan tergantikan keberadaannya oleh robot atau teknologi.
Demikian disampaikan Wakil Rektor (Warek) I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D saat memberikan sambutan dalam acara Pesantren Calon Sarjana Unisba dan Bimbingan Karir Gelombang 3, di Aula Kampus 2 Ciburial Unisba, Senin (29/4). Warek mengatakan, sebagai sarjana yang lahir di era milenial, lulusan perguruan tinggi juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah.
“Ini adalah tantangan baru di era milenial, saudara adalah generasi Z. Ketika berbicara revolusi 4.0, tantangan utama bagi saudara yang akan bekerja di tahun 2020 yaitu harus mampu memahami dan memecahkan masalah,”ujarnya.
Warek I mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Forum Eknomi Dunia ada beberapa soft skill yang wajib dimiliki oleh para lulusan Universitas dalam menghadi era digitalisasi saat ini, yakni (1) Skill sebagai problem solving menjadi kata kunci, (2) Critical thinking, (3) Creative dan innovative, (4). Skill tentang leadership, (5) Team working, (6) Emotional intelligence, (7) Decession making, (8) Customer service action, (9) Kemampuan berkomunikasi, dan (10) Fleksibilty dan adaptibity.
Namun, lanjut Warek I, hal tersebut tidak cukup bagi mahasiswa lulusan Universitas Islam Bandung. Sebagai perguruan tinggi islam tertua di Jawa Barat, alumni Unisba juga harus memahami literasi humanitas untuk menjadi lulusan yang berakhlakul kharimah. Warek I berharap, kegiatan Pesantren Calon Sarjana bisa menjadi salah satu wahana bagi mahasiswa untuk senantiasa mengingat Allah dimana pun kelak mereka berkhidmat.
“Sekalipun saudara paham tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan analisis data, tapi berkenaan dnegan norma dan etika perlu dibentengi nilai-nilai islam. Hal tersebut guna memberikan pengetahuan bagi saudara untuk memutuskan pekerjaan mana yang memang patut dan tidak untuk dilakukan,” jelasnya.
Setelah lulus, alumni akan dikenal sebagai lulusan Unisba yang paham ilmu agama, tidak peduli apa jurusannya. Seorang sarjana adalah orang yang memiliki ilmu. Ilmu, menurut Warek I, memiliki filosofi tersendiri. Huruf “I“ berarati Iman dan Integritas, “L” loyalitas, “M” mandiri, “U” unggul. “Contohlah padi, yang semakin berisi semakin merunduk,” kata Warek I seraya menjelaskan filosopi padi, yang menurutnya bermakna Profesional, Amanah, Disiplin, Ikhitiar (dan Ikhlas).
Kegitan Pesantren Calon Sarjana Tahun Akademik 2018-2019 diikuti sebanyak 958 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 216 orang, Teknik (215), Psikologi (144), Syariah (126), Ilmu Komunikasi (123), Hukum (98), MIPA (31), Tarbiyah, (3), dan Dakwah 2 orang. Pesantren Calon Sarjana terbagi ke dalam 4 sesi yang mulai diselenggarakan dari tanggal 29 April hingga 11 Mei 2019.
Selama tiga hari di kampus Ciburial, para peserta mendapat berbagai materi dari narasumber yang meliputi Materi Program Studi Lanjut Melalui Optimalisasi Kerja Sama Unisba, Placement Test, Persiapan Menuju Dunia Kerja, Kiat Membuat Surat Lamaran (CV dan Wawancara), Entrepreneurship ala Rasulullah, Memantapkan Aqidah, Kiat Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah, Kepemimpinan dalam Islam, Bimbingan Muslimah, Bagaimana Mengurus Jenazah Sesuai dengan Sunnah Rasul, Menangkap Peluang di Dunia Kerja, Fenomena Dunia Kerja Saat Ini, Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 1, Success Story (Kiat Menjadi Job Seeker dan Entrepreneur), Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 2, Motivasi “Meraih Hari Esok yang Lebih Baik”, Menggapai Hidup Bahagia, Parade Ceramah, Aktualisasi Ruhudin bagi Alumni, Taffaqueh Fiddin 1, Taffaqueh Fiddin 2.(Feari/Sari)
Warek I, “Alumni Wajib Miliki Soft Skill Di Samping Nilai Akademis”
Previous Post