Unisba akan Tingkatkan Kerja Sama dengan Negara OKI

KOMINPRO-Unisba siap menjadi agent of development Pemerintah dalam peningkatan relasi antara pendidikan tinggi dan ekonomi dengan negara-negara Timur Tengah dan anggota OKI. Unisba akan menjadi Perguruan Tinggi bernuansa Islam modern dengan meningkatkan “akulturasi” pada generasi muda Indonesia.

Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. dalam Forum Group Discussion (FGD) “Peningkatan Kerja Sama Pendidikan Tinggi Indonesia dengan Negara-Negara Anggota OKI untuk Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi” di Hotel Aston Pasteur Bandung, Rabu (27/02). Narasumber lain yang mengisi kegiatan ini adalah  Dr. KH. Abdul Wahid Maktub (Staf Menristekdikti), Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom. (Rektor Unpas) dan Dekan FISIP Unpad. Bertindak selaku Keynote Speaker, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan OKI, Dr. Alwi Shihab. Acara ini dihadiri sedikitnya 25 utusan dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat.

Sebagai umat yang terbaik, lanjut Rektor,  peluang  kerjasama dengan negara-negara Timur Tengah dan anggota OKI  harus dibuktikan dalam rangka memepertahankan  predikat kuntum  khoiru ummah yang menyangkut pendidikan sebagai kompetensi umat Islam dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peluang yang diberikan Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan OKI (UKPTTOKI) sangat baik yang dapat memperkuat kerja sama dengan negara Timur Tengah dan OKI dalam keterkaitan bidang pendidikan. “Karena kita bergerak di bidang pendidikan tentu kerjasama program pertukaran pendidikan harus digalakan. Kontennya disamping transfer teknologi bisa barter teknologi dan membeli produk yang dibuat oleh masyarakat masing-masing negara dengan standar melalui dunia pendidikan kita. Atau kerjasama dengan pengajaran IPTEK, misalnya melalui Islamic World Academy of Science,” ujarnya.

Rektor Unisba juga menilai, peluang ini sangat baik sebagai channel bagi Unisba untuk bekerja sama baik dalam bidang beasiswa, pertukaran prodi, pendidikan jarak jauh, penelitian dan pelatihan khusus. “Karena kita di dunia pendidikan maka tridharma itu yang harus kita kembangkan dalam perguruan tinggi. Dibidang pendidikan dan pengajaran itu aktifitasnya pertukaran mahasiswa,” katanya.

Dibidang finansial, melihat minat mahasiswa mau belajar ke luar negeri banyak memilih ke negara barat dibandingkan ke negara-negara di Timur Tengah yang juga banyak memiliki universitas yang bergengsi. “Tentunya mindset harus kita ubah dan alternatif solusinya adalah kerjasama antar perguruan tinggi di negara Timur Tengah dan OKI,” terangnya.

Persoalan pasif  di perguruan tinggi baik yang berbasis agama maupun umum, tambahnya, selalu berbicara sumber dana. Untuk itu, melihat negara Timur Tengah lebih makmur dari segi finanasial akan memberikan banyak peluang untuk dapat dikembangkan.

Sementara itu, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan OKI, Dr. Alwi Shihab selaku keynote speaker, mengungkapkan, saat ini Presiden  RI sedang memfokuskan pembangunan di bidang sumber daya manusia (SDM). Salah satu upaya untuk peningkatan SDM antara lain melalui kerjasama pendidikan Indonesia dengan negara lain yang relatif lebih maju terutama dengan negara OKI yang cukup menonjol  dibidang pendidikan tinggi.

“Selama ini Indonesia belum menjalin kerjasama pendidikan tinggi yang erat dengan anggota OKI. Terbatas hanya pada bidang ilmu agama. Maka forum ini sebagai manifestasi untuk menjalin hubungan yang dimulai dengan universitas yang ada di Bandung,” ungkapnya.

Dikatakannya, tidak hanya terbatas pada kerjasama pendidikan tinggi saja tapi juga terjadi pada sektor ekonomi. “Fokus kita saat ini tidak hanya pada sience dan teknologi. Baru akhir ini suatu keinginan dari kami untuk menjadi channel bagi perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk menjalin hubungan yang  erat dengan negara-negara OKI,” katanya.

Indonesia patut bersyukur karena hampir semua negara OKI menganggap Indonesia sebagai negara yang penting bagi mereka. Adanya juga keinginan dari negara-negara OKI untuk menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia. Keistimewaan tersebut menurutnya dapat dipergunakan untuk meningkatkan SDM di Indonesia terutama di bidang pendidikan, khususnya science dan teknologi

Untuk mengantisipasi perubahan yang dinamis di bidang ekonomi, kata Rektor, perlu meningkatkan hubungan dengan negara-negara Timur Tengah dan OKI yang dianggap cukup layak untuk digali kerja sama yang baik.

Sementara itu Staf Khusus Menristekdikti yang juga mantan Duta Besar RI untuk Qatar, Dr. Abdul Wahid Maktub, mengingatkan, agar kerja sama dengan negara-negara anggota OKI berjalan mulus dan mudah, maka Perguruan Tinggi di Indonesia harus meningkatkan kualitas.

“Hambatan harus kita hilangkan. Perbaiki konsep diri dan persepsi diri kita. Kalau kita tidak punya self confidence, bagaimana orang lain menilai kita,” tegasnya.

FGD ini diselenggarakan dengan tujuan menjaring masukan dari para pakar kerja sama luar negeri pendidikan tinggi dan perguruan tinggi nasional guna meningkatkan kerja sama pendidikan tinggi Indonesia dengan negara-negara anggota OKI, dari pelaksanaan FGD diharapkan terjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi negara-negara anggota OKI guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia untuk peningkatan ekonomi Indonesia, dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri.(Eki/Sari)

 

Press ESC to close