KOMHUMAS-Dalam menyambut Milad ke 18, Fakultas Kedokteran (FK) Unisba menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) bertajuk Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tamansari Bandung dalam Program Open Defecation Free (ODF) yang dilakukan di Taman Film Kota Bandung, Kamis (15/09/2021).
Kegiatan yang diikuti sebanyak 40 orang ini merupakan lanjutan dalam PKM tahun sebelumnya sebagai bentuk sosialisasi percepatan ODF di Kelurahan Tamansari Kota Bandung yang dibangun sejak 14 Juni 2021 dan selesai 19 Juli 2021.
Diharapkan, PKM ini dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai cara pemeliharaan septic tank komunal sehingga septic tank komunal yang sudah ada dapat digunakan dan dimanfaatkan secara baik dan maksimal.
Dekan FK Unisba, Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., SpA(K)., MARS., mengatakan, pemasangan septic tank komunal ini sebagai solusi untuk mengatasi masalah di wilayah Tamansari Kota Bandung khususnya mengenai masalah sanitasi dan higienitas yakni terkait pembuangan limbah sembarangan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mencemari lingkungan baik itu air, tanah maupun udara.
“Salah satu solusi yang kami upayakan adalah pemasangan septic tank komunal. Solusi ini telah kami laksanakan sejak tahun lalu dan tahun ini dilanjutkan kembali agar kontribusi kami (FK Unisba) berkelanjutan dan berdampak jangka panjang,” ujarnya.
Dekan berharap, kontribusi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. “Kami yakin bahwa jika tercipta lingkungan yang sehat, maka masyarakat akan sehat secara holistic dan manfaatnya akan kembali kepada kami juga karena kami adalah bagian dari masyarakat Tamansari,” ungkapnya.
PKM ini menghadirkan dua narasumber yang ahli dibidangnya. Narasumber pertama yakni Dr. Titik Respati, drg., MSc.PH., (Dosen FK Unisba).
Titik mengajak para peserta untuk hidup sehat dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) karena berpotensi menyebarkan penyakit.
Ia mengatakan, SBS dapat diterapkan dengan membudidayakan perilaku buang air besar sehat. “Hal ini dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit, serta menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan, misalnya jamban sehat,” ujarnya.
Jamban sehat tersebut kata Titik, merupakan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter. “Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan, yakni tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia dan dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya,” jelasnya.
Narasumber kedua yaitu Drs. Sugiarto. Ia menekanakan agar masyarakat dapat menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)-Stunting dengan tidak membuang air besar sembarangan, mencunci tangan menggunakan sabun, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair rumah tangga, agar menurunnya kejadian penyakit berbasis lingkungan, menurunnya resiko kematian dan meningkatkan derajad kesehatan.
Akses sanitasi kata Sugiarto, dapat dilakukan melalui saluran air limbah PDAM septictank komunal; DPKP3, PU, CSR, PIPPK, Swadaya; septictank pribadi dan berkolaborasi dengan satgas Citarum Harum.
Lebih lanjut ia menuturkan, jamban sehat sebagai salah satu solusi yang dapat dimanfaatkan, didalamnya harus meliputi kloset septic tank dan resapan dengan type 3:3:1, serta terdiri dari tiga bagian yakni closet, septic tank dan resapan.***
Sambut Milad ke 18, FK Unisba Selenggarakan PKM ODF
Next Post