KOMHUMAS-Lulus di usia 20 tahun 8 bulan 11 hari, Malisya Desilian Triningrum menjadi wisudawan termuda pada Wisuda gel II Unisba yang dilaksanakan di Aula Unisba, pada Sabtu-Minggu (27-28/8/2022).
Malisya sapaan akrabnya, merupakan lulusan Fakultas Kedokteran (FK) Unisba yang memperoleh IPK 3,33 dengan predikat Sangat Memuaskan. Ia mulai masuk menjadi mahasiswa FK Unisba ketika usianya menginjak 16 tahun pada tahun 2018, serta menempuh studi selama 3,5 tahun.
Gadis asal Sukabumi yang lahir pada 16 Desember 2001 ini bercerita, ia bisa lebih muda 2-3 tahun dibanding teman-teman seangkatannya karena saat masuk Sekolah Dasar saat usianya menginjak 5 tahun, dimana umumnya anak-anak masuk SD di usia 6 atau 7 tahun. Disamping itu, Malisya juga mengikuti kelas akselesari saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan menempuh studi selama 2 tahun.
Anak ke 3 dari 4 bersaudara ini mengungkapkan, memilih studi di FK disamping cita-citanya ingin menjadi dokter, juga karena harapan dari orang tuanya untuk menjadi seorang dokter agar mengikuti jejak kakak keduanya yang juga merupakan lulusan FK Unisba.
Apa yang diriahnya saat ini menurut Malisya, tidak lepas dari peran orang tuanya yang selalu memberikan ridho, doa dan semangat. “Ridho Allah SWT bergantung ridho orang tua. Orang tua selalu menyemangati dan mendoakan karena tidak selalu berada diatas tapi terkadang ada waktunya down, jadi orang tua menjadi tempat pertama yang selalu support dan mendoakan kapan pun itu,” ungkapnya.
Ayahnya AKBP (P). H. Makfud, SE., MM., yang bekerja sebagai Polisi dan Ibunya, Hj. Elis Sugiarti, S.Ag., SE., MM., yang merupakan wiraswasta selalu mendidiknya dengan kedisiplinan dan ketegasan sedari Malisya kecil. “Orang tua benar-benar selalu mengingatkan jika anak-anaknya tidak ada di jalurnya dan tidak akan dibiarkan begitu saja. Sehingga apa yang orang tua mau dan harapkan, saya ikuti selagi mampu dan bisa” ujarnya.
Ia menambahkan, FK Unisba pun memiliki andil dan support atas apa yang diraihnya hingga saat ini khususnya dosen wali. “Dosen juga selalu mengingatkan kalau setiap angkatan harus selalu bareng satu sama lain. Sesama teman harus saling bantu, support dan menyemangati agar bisa lulus bersama,” ungkapnya.
Menurutnya, kebersamaannya di FK Unisba pun sangat kental. “Jadi kalau misalkan kurang solid angkatanya, maka belum tentu saya ada diwisuda ini. Jadi kuncinya solid dan kebersamaannya saya rasakan selama 3,5 tahun ini. Kita tidak akan dibiarkan ketinggalan, sehingga kita bisa lulus bersama. Kita selalu ditekankan bahwa kita harus saling bareng dan solid dengan mengajarkan 3K (Kebersamaan Kesejawatan dan Kekeluargaan),” ujarnya.
FK Unisba dipilihnya menjadi tempat melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi karena nilai-nilai Islam yang dimiliki Unisba. “Penting sekali pembekalan Islam khususnya di Unisba. Sedari kecil orang tua selalu memberikan pengajaran agama Islam seperti diikutkan di sekolah mengaji, kelas akselerasi yang ada muatan menghafal Al Quran dan pengajaran agama Islam, pesantren, serta disekolahkan di SMA IT,” ungkapnya.
Selama menempuh studi di Unisba, Malisya mengungkapkan, tidak selalu berjalan mulus. “Ada capenya, ada juga ga gampangnya. Banyak usaha dan ikhtiarnya, jadi senangnya juga ada. Setiap saat juga ada susahnya,” ujarnya.
“Kadang ada waktu down-nya, bahkan ada yang mau mundur. Jadi effort-nya yang harus naikin, juga semangat dan mood-nya. Benar-benar harus nangis dulu, cari semangat lagi buat gimana caranya. Alhamdulillah orang tua selalu support,” ungkapnya.
Ditambah kondisi pandemi Covid-19 yang memaksa harus mengikuti perkuliahan daring, dimana pembelajaran tidak hanya teori saja, tapi juga praktek untuk meningkatkan skill sehingga praktek menjadi tantangan terberatnya.
“Untuk praktek harus alat ada penunjang lain yang biasanya disediakan dari kampus, sedangkan kita masing-masing dirumah sehingga ada keterbatasan. Akan tetapi bukan berarti tidak ada praktek, jadi fakultas juga mencari cara untuk tetep bisa berjalan,” ungkapnya.
Namun hal tersebut mampu dilewatinya dengan baik. Selanjutnya, ia akan ikuti alur untuk menjadi dokter seperti mengikuti profesi dokter (koas), internsip, lanjut ke Magister dan berencana mengambil spesialis, serta harapan berkeluarga.
Selama menjadi mahasiswa FK Unisba, Malisya aktif di BEM FK di bidang pengembangan minat dan bakat (PMB). Selain itu ia juga aktif di kepanitiaan kegiatan FK seperti PPMB Fakultas, Medical Expo, perlombaan nasional dan lainnya.
Ia pun berpesan kepada seluruh mahasiswa Unisba untuk selalu menjalani perkuliahan dengan ikhtiar, menikmati dengan tawakal dan mensyukuri dengan ikhlas.***