Komhumas – Keterbatasan ekonomi tidaklah jadi penghalang untuk menggapai cita-cita. Asalkan punya kemauan keras, apa yang dicita-citakan oleh seseorang bisa terwujud. Kuncinya asal mau berusaha, pasti dibukakan jalannya oleh Yang Maha Kuasa. Begitulah kalimat yang diungkapkan oleh Ahmad Faisal, wisudawan dari Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah yang akan dilantik pada prosesi wisuda Unisba gelombang II tahun akademik 2022-2023, Minggu (28/8).
Faisal merupakan anak dari pasangan suami istri asal Tasikmalaya bernama Bapak Enut Mustopa dan Ibu Ida. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak Enut bekerja sebagai seorang buruh pabrik, sedangkan Ibu Ida berdagang kecil-kecilan. Kondisi sosial ekonomi yang dimiliki kedua orang tua Faisal tidak menyurutkan keinginan Faisal untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada tahun 2018, Faisal berhasil masuk ke Unisba dan menyelesaikan studinya selama 3 tahun 10 bulan dengan predikat cumlaude (IPK 3,59). Anak sulung dari delapan bersaudara ini berharap, sosoknya dapat menjadi contoh bagi adik-adiknya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
“Awalnya orang tua dan anggota keluarga saya yang lainnya tidak mendukung saya untuk berkuliah karena adanya keterbatasan finansial. Tapi saya yakin, kalau kita menolong agama Allah, kita akan ditolong Allah secara langsung. Kalau yakin, apapun yang mustahil bisa terjadi”, ujar Faisal.
Perjalanan Faisal berkuliah di Unisba tidaklah mudah. Sebelum berkuliah di Unisba, ia sempat bekerja di tempat sablon di Kota Cimahi. Ia juga sempat bekerja di salah satu toko grosir di pasar tradional. Faisal juga sempat bekerja sebagai salah satu security di Unisba.
“Sebelum kuliah, saya sempat ditawarkan untuk berkuliah di kampus lain, namun beasiswa yang ditawarkannya tidak full, saya memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu. Kemudian, setelah dibukakan jalan oleh Baitul Maal Unisba, baru saya memberanikan diri untuk daftar kuliah di Unisba”, ujarnya.”
Selama berkuliah di Unisba, Faisal sengaja tinggal di Masjid Al Asy’ari Unisba. Selain karena Faisal merupakan pengurus dari DKM Al Asy’ari, keputusan Faisal untuk tinggal di Masjid diambil agar dia tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan kost. Ketika kuliah pun, Faisal berusaha mencari uang tambahan dengan bekerja sebagai penjaga toko di akhir pekan.
Selama kuliah di Unisba, Faisal aktif di berbagai organisasi internal kampus seperti UPTQ Al Asy’ari, BEM Fakultas Tarbiyah, hingga UKM Pencak Silat. Faisal pun aktif di organisasi eksternal kampus seperti KAMMI dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Faisal pun sempat menjuarai berbagai kejuaraan pencak silat selama kuliah. Terakhir Faisal berhasil meraih juara 3 pada ajang Pencak Silat Bali Championship II bulan Juli lalu. Tidak hanya itu, Faisal pun pernah menduduki berbagai jabatan strategis dalam organisasi yang ia ikuti.
Setelah lulus kuliah, pria kelahiran 16 Juli 1999 ini berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi supaya adik-adiknya bisa punya kehidupan yang lebih baik dari yang ia miliki saat ini. Untuk meraih keinginannya tersebut, Faisal berencana bekerja menjadi pengajar sambil mengumpulkan biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Faisal pun berpesan pada anak muda yang mengalami kendala ekonomi dalam meraih cita-citanya bahwa mereka harus tetap berusaha dan berdoa karena tugas manusia bukanlah menjadi berhasil, tapi untuk berusaha dan berdoa.
“Tugas kita ikhtiar dan berdoa, bukan tugas kita untuk berhasil. Jika berbicara hasil itu urusan Allah. Kalau punya keinginan ya harus ikhtiar harus berusaha. Jangan pantang menyerah. Kalau gagal ya cari yang lain. Jangan sampai kegagalan jadi bikin kita terpuruk. Allah tak mungkin memberikan cobaan yang tidak sanggup kita lakukan. Saya merasakannya sendiri”, ujarnya.
Di sisi lain, Bapak Enut Mustopa selaku ayah kandung dari Faisal berkata, Faisal merupakan anak yang memiliki keinginan yang kuat dalam menggapai apa yang ia inginkan. Ia tidak saja seorang yang rajin dalam belajar saja, tapi juga rajin dalam beribadah.
“Saya bangga pada anak saya yang saat ini sudah sarjana dan semoga dengan gelar sarjananya anak saya bisa mengangkat harkat derajat keluarga dan bisa memberi pesan pada adik-adiknya”, ujarnya.
Kebanggaan akan keberhasilan Faisal pun tidak saja diutarakan oleh ayahnya saja. Ibu Ida, ibu kandung dari Faisal pun mengutarakan hal yang sama. Beliau bangga pada keberhasilan anaknya yang berhasil meraih gelar sarjana karena keterbatasan finansial yang dimilikinya tidak mematahkan semangat anaknya untuk meraih gelar sarjana. (***)