Warek I Unisba saat menyampaikan materi dalam Kegiatan Pesantren Calon Sarjana Unisba dan Bimbingan Karir Gelombang 1
KOMINPRO-Alumni Unisba menyandang nama besar Unisba, Perguruan Tinggi yang telah melahirkannya sebagai sarjana yang memiliki karakter 3M (Mujahid, Mujtahid, Mujaddid). Kiprahnya di masyarakat tidak hanya diuji keilmuan (profesionalisme) dalam bekerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu Unisba mewajibkan calon sarjananya mengikuti kegiatan Pesantren Calon Sarjana dan Bimbingan Karir sebelum mereka lulus meninggalkan almamaternya. Mereka tak hanya diberi bekal bagaimana menjadi alumni yang siap bekerja atau berwirausaha tetapi juga pemantapan keagamaan.
“Menjadi seorang sarjana bukan tanggung jawab yang mudah. Setelah tuntas menunaikan kewajiban tugas akhir, seseorang yang bergelar sarjana mengemban amanah untuk mengabdi kepada masyarakat dengan mengamalkan ilmu yang diperoleh semasa kuliah,” kata Wakil Rektor (Warek) I Unisba, Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D saat memberikan sambutan dalam acara Pesantren Calon Sarjana Unisba dan Bimbingan Karir Gelombang 1, di Aula Kampus 2 Ciburial Unisba, Senin (1/10).
Namun, lanjut Warek I, hal tersebut tidak cukup bagi mahasiswa lulusan Universitas Islam Bandung. Sebagai perguruan tinggi berlabel Islam, alumni Unisba menanggung beban lebih yaitu diharapkan bisa berkontribusi dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti menjadi imam, khatib/penceramah, atau mengurus jenazah di lingkungan masyarakat.
Islam merupakan identitas yang melekat bagi lulusan Unisba dan sulit dipisahkan. Setelah lulus, alumni akan dikenal sebagai lulusan Unisba yang paham ilmu agama, tidak peduli apa jurusannya. Seorang sarjana adalah orang yang memiliki ilmu. Ilmu, menurut Warek I, memiliki filosofi tersendiri. Huruf “I“ berarati Iman dan Integritas, “L” loyalitas, “M” mandiri, “U” unggul. “Contohlah padi, yang semakin berisi semakin merunduk,” kata Warek I seraya menjelaskan filosopi padi, yang menurutnya bermakna Profesional, Amanah, Disiplin, Ikhitiar (dan Ikhlas).
Warek I beharap, lulusan Unisba harus bisa seperti ragi yang mampu memberikan sentuhan-sentuhan positif bagi lingkungan sekitarnya. “Jadilah ragi yang ketika dikombinasikan dengan singkong maka berubah jadi Tape. Kemudian jika dimasukan ke dalam adonan ragi mengembang menjadi donat atau roti. Artinya kita mampu mengubah dan memberikan manfaat bagi orang lain,” katanya.
Pesantren kali ini diikuti oleh 306 orang mahasiswa dari sepuluh Fakultas yang ada di Unisba. Jumlah tersebut dibagi dalam dua kelompok sesuai kapasitas ruangan yang tersedia di Ciburial. Berbeda dari tahun sebelumnya, rangkaian acara akan diselenggarakan seluruhnya di Kampus 2 Unisba sehingga kegiatan yang awal mulanya dilaksanakan terpisah di Kampus Tamansari akan terintergrasi.
Pesantren Calon Sarjana dan Bimbingan Karir kali ini merupakan model baru dari kegiatan serupa sebelumnya. Kegiatan ini diselenggarakan full selama tiga hari dua malam, di kampus II, Ciburial, sedangkan sebelumnya dilakukan dua hari di kampus utama Jl. Tamansari, tiga hari dua malam di kampus ciburial. Perubahan ini tentu dilakukan dengan tujuan agar kualitas pesantren semakin baik.
Warek I mengatakan, pola seperti ini juga pernah diberlakukan tahun 1993 semasa beliau kuliah di Unisba. Namun, dalam pelaksanaan pesantren sarjana sekarang, calon sarjana tidak dibekali materi tentang pegetahuan agama saja, tetapi terdapat penambahan materi tentang cara menghadapi dunia kerja.
Selama tiga hari di kampus Ciburial, para peserta mendapat berbagai materi dari narasumber yang meliputi Materi Program Studi Lanjut Melalui Optimalisasi Kerja Sama Unisba, Persiapan Menuju Dunia Kerja, Kiat Membuat Surat Lamaran (CV dan Wawancara), Placement Test, Entrepreneurship ala Rasulullah, Memantapkan Aqidah, Kiat Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah, Ceramah Kepemimpinan dalam Islam, Bimbingan Muslimah, Bagaimana Mengurus Jenazah Sesuai dengan Sunnah Rasul, Menangkap Peluang di Dunia Kerja, Fenomena Dunia Kerja Saat Ini, Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 1, Success Story (Kiat Menjadi Job Seeker dan Entrepreneur), Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 2, Motivasi “Meraih Hari Esok yang Lebih Baik”, Menggapai Hidup Bahagia, Parade Ceramah, Aktualisasi Ruhudin bagi Alumni, Taffaqueh Fiddin 1, Taffaqueh Fiddin 2.(Feari/Sari)