Komhumas – Sebagai salah satu perguruan tinggi islam yang memiliki konsen dan perhatian lebih terhadap pembentukan karakter mahasiswa, Unisba berkomitmen untuk terus meningkatkan berbagai program dan kegiatan dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Penyamaan Persepsi dan Pemantapan Mata Kuliah PAI dan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) bagi dosen PAI dan MKPK Unisba tahun 2022. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari pada Selasa-Rabu (21-22/06) ini diikuti oleh seluruh dosen dari berbagai fakultas yang mengampu mata kuliah PAI dan MKPK. Pada hari pertama,
Kepala Bagian Pendidikan Agama Islam, Pesantren dan MKPK, Asep Ahmad Siddiq, Drs., M.Si. mengatakan, kegiatan Lokakarya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dosen tentang pentingnya membekali mahasiswa dengan nilai-nilai islam dalam proses pembelajaran, khususnya mata kuliah PAI. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang bagi dosen untuk saling berbagi pengalaman dan menyamakan persepsi tentang metode pembelajaran PAI dan MKPK bagi mahasiswa.
“Sangatlah penting untuk menyamakan dan memantapkan model Pendidikan karakter Unisba atau kekhasan Unisba dalam proses pembelajaran. Mata kuliah PAI menjadi ruh model pendidikan Unisba yang pada dasarnya merupakan perpaduan anntara model pesantren dan perguruan tinggi. Diharapkan metode yang diterapkan Unisba bisa menjadi model pendidikan karakter untuk tingkat perguruan tinggi islam,” ujarnya.
Selain itu, dalam mewujudkan visi Unisba menjadi perguruan tinggi Islam yang mandiri, maju, dan terkemuka di Asia pada tahun 2033, perlu ada persamaan persepsi di antara dosen pengampu MKPK seperti Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, dan Bahasa Inggris. Menurut Asep, untuk mewujudkan visi tersebut Unisba perlu menanamkan nilai-nilai islam pada masing-masing mata
“Untuk memberikan bekal kepada mahasiswa terkait program internasionalisasi yang sedang dilakukan Unisba saat ini, perlu ada internalisasi nilai-nilai islam pada mata kuliah pengembangan kepribadian. Kurikulum yang terinternalisasi dan terintegerasi pada masing-masing mata kuliah diharapkan bisa mengantarkan Unisba menjadi sebagai salah satu perguruan tinggi islam yang berkontribusi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unisba Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH. mengatakan, sesuai dengan tujuan diditikannya Unisba pada 63 tahun lalu, civitas akademika Unisba perlu memahami bahwa para pendiri memiliki visi untuk menghasilkan lulusan yang Faqih fid Din. Artinya perlu ada persamaan persepsi bahwa spirit 3 M itu tidak hanya diaplikasikan pada mata kuliah PAI tapi seluruh mata kuliah.
“Bukan berarti dengan ada mata kuliah PAI, kita membentuk karakter 3 M tapi semua mata kuliah harus punya spirit itu. Selain spirit 3 M, para pendiri Unisba juga memberikan amanat pada kita untuk bisa menanamkan spirit Ke-Indonesiaan. Islam Unisba itu Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan Ke-Indonesiaan. Ini yang harus kita bangun di Unisba karena kita dalam bingkai negara Indoensia dan itu sudah mutlak,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut terdapat empat narasumber yang menjadi pengisi acara yakni Prof. H. Edi Setiadi, SH., MH sebagai pembicara utama yang membawa topik “Karakteristik PAI dan MKPK Model Unisba”. Kemudian Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T,. P.hD., IPM (Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran PAI dan MKPK di Unisba), Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, Drs., M.SI (Internalisasi Nilai-nilai Islam dan Iptek), dan Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. Pentingnya Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Islam.
(Feari)