Publikasi Karya Tulis Ilmiah, Cegah Plagiarisme

WR I Unisba bersama presenter SPeSIA terbaik dari masing-masing fakultas

HUMAS-Sebanyak 711 karya tulis ilmiah diseminarkan dalam Seminar Penelitian Nasional Sivitas Akademika (SPeSIA) Unisba 2018 Gelombang I di Aula Unisba, Rabu (31/01). Mahasiswa Unisba tingkat akhir ini juga wajib untuk mempublikasikan hasil penelitiannya secara online. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya plagiarisme (penjiplakan) atau copas (copy-paste). Publisitas karya ilmiah juga mendorong mahasiswa untuk bersikap jujur dalam membuat sebuah karya tulis. Hingga kini, Unisba sudah mempublikasikan paling tidak 4223 karya tulis sejak SPeSIA dilaksanakan pada tahun 2014 lalu.

“Kejujuran akademik, merupakan hal yang mulia, sebab manakala dalam akademik tidak jujur, maka termasuk kejahatan terberat, academic crime itu, ” tegas Rektor Unisba, Prof.Dr. H.Edi Setiadi,SH.,MH.

Lebih jauh Rektor menjelaskan, jika seseorang pernah menjiplak karya tulis orang lain, maka seumur hidup ia tidak akan pernah dipercaya lagi. Karenanya ia sangat berharap, mahasiswa Unisba tidak melakukan hal yang curang. “Jika karya tulis kita di-online-kan, akan ketahuan dengan mudah, maka dari itu publisitas ini mendorong mahasiswa untuk bersikap jujur,” tambahnya seraya menyebutkan, hingga saat ini Unisba belum pernah menerima laporan ketidakjujuran tentang karya tulis mahasiswa.

SPeSIA, lanjut Rektor, juga berfungsi sebagai ruang diskusi para mahasiswa dalam mempertahankan hasil penelitiannya. Hingga kini PSeSIA baru diterapkan kepada mahasiswa S1, namun Rektor berencana, ke depan, Unisba akan mewajibkan mahasiswa S2 (Magister) dan S3 (Doktor) untuk turut serta dalam SPeSIA dan melakukan publikasi online atas karya hasil penelitiannya.

Sementara itu, Ketua APTISI Wilayah Jabar, Prof.Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp.,M.Si.,M.Kom. mengungkapkan, kewajiban membuat penelitian dan membuat karya tulis ilmiah tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja. Para dosen, katanya, juga memiliki tugas  membuat karya tulis ilmiah, karena hal ini akan terkait dengan kenaikan pangkat/jabatan dosen.

Ketua APTISI ini juga mengatakan, Unisba merupakan salah satu universitas yang unggul yang ada di Jawa Barat. Dari 377 PTS yang ada di Jabar, Unisba merupakan satu di antara tiga PTS yang memiliki akreditasi “A”. Unisba juga memiliki kualitas yang baik terbukti dengan memperoleh penghargaan sebagai PTS dengan nilai SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) terbaik. Dari sebanyak 4700 PT, ada 3200 PT yang sudah mengimplementasikan SPMI, sedangkan dilihat dari jumlah Prodi, ada 16.000 Prodi yang sudah mengimplementasika SPMI, dan di Jawa Barat ada tiga yang terbaik, Unisba, Unpas dan ITENAS.

Sebagai universitas unggul, menurut Ketua APTISI yang juga Rektor Unpas ini, Unisba memiliki tanggung jawab membina universitas lain yang belum maju. “Saya tidak salah menunjuk Pak Rektor Unisba, sebagai Ketua Bidang Penjaminan Mutu di APTISI.  Prof, Edi sebagai Rektor Unisba punya tanggungjawab bagaimana mengimplenmentasikan SPMI ini tersebar di 377 PTS di Jawa Barat,” katanya.

Dalam SPeSIA dipilih presenter terbaik dari masing-masing fakultas. Para juara ini memperoleh penghargaan berupa piagam penghargaan/sertifikat dan uang masing-masing sebesar Rp. 1.250.000,00. Mereka yang berhasil meraih predikat sebagai presenter baik dari masing-masing fakultas adalah; Laela Oktaviani (Syariah), Ulfa Dwi Ningrum (Dakwah), Tiara Udia Kani (Tarbiyah dan Keguruan), Asfari Adham Musthafa (Hukum), Kharisma Mawaddah Hakiki (Psikologi), Annisa Fauzia Cindi Utami (MIPA), Lia Darina Fauzi (Teknik), Nur Tuti Khusnul Khotimah (Ilmu Komunikasi), dan Rany Rhamdani Putri (Ekonomi dan Bisnis). Rany Rhamdani Putri (FEB) juga memperoleh predikat sebagai peraih nilai tertinggi dalam SPeSIA Unisba 2018 ini, yakni 410. (Sari)

 

Press ESC to close