KOMHUMAS-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM Unisba) menyerahkan masing-masing lima buah Biomask Respirator yang merupakan produk riset tim peneliti Unisba ke tiga Rumah Sakit yakni RSUD Al-Ihsan sebagai RS Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran FK UNISBA, Rumah Sakit Muhamadiyah Bandung, dan Rumah Sakit Al Islam Bandung.
Alat ini diserahkan langsung oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. Edi Setiadi, S.H., M.H., kepada perwakilan masing-masing Rumah Sakit di Aula Pascasarjana Unisba, Kamis (29/03).
Rektor mengatakan, dari sudut spirit Unisba produk ini merupakan bentuk implementasi 3M (mujahid, muhtahid dan mujaddid).
“Sebagai mujahid dibidang kesehatan karena menghasilkan suatu produk yang berguna bagi kesehatan manusia. Mengimplementasikan juga mujtahid karena melaksanakan penelitian, serta mujaddid dengan menghasilkan inovasi dan hasilnya produk ini,” ungkapnya.
Harapannya, inovasi ini bisa mendorong dosen lainnya di Unisba untuk terus menerus melakukan berbagai penelitian dan inovasi baru sehingga ‘ragi’ bagi masyarakat bisa tercapai.
Rektor menuturkan, Unisba secara kontinyu terus melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi yang bukan hanya tuntutan dari Kemendiknbud dimana harus terus menghasilkan hilirisasi yang berguna.”Tanpa itu pun Unisba selalu melakukan penelitian dan inovasi yang didukung penuh oleh yayasan dan universitas,” terangnya.
Sementara itu, Dekan FK Unisba, Prof. Dr. dr. Nanan Sekarwana, Sp.A.(K), MARS., menuturkan, inovasi produk ini merupakan dampak positif dari terjadinya pandemi Covid-19 dalam dunia pendidikan kesehatan khususnya bagi akademisi dan peneliti FK Unisba.
Menurutnya, pandemi tersebut menjadikan stimulant dalam mengembangkan berbagai macam produk inovasi serta penelitian kesehatan yang bermanfaat dalam upaya memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
FK Unisba kata Dekan, turut memberikan penghargaan, kebanggaan dan rasa terima kasih kepada tim peneliti atas usaha dan kerja kerasnya dalam menghasilkan produk inovasi ini. “Semoga seluruh kerja keras serta manfaat yang dihasilkan dari alat biomask respirator ini dapat menjadi contoh dan teladan bagi dosen lain di lingkungan FK Unisba untuk terus melakukan kajian-kajian teknologi untuk menghasilkan inovasi lainnya dan dihitung oleh Allah SWT sebagai catatan amal kebaikan di akhirat kelak,” tuturnya.
Biomask Respirator ini merupakan produk riset tim peneliti Unisba yang dihasilkan dari penelitian yang didanai hibah KemendikbudRistek skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT), dengan ketua peneliti Dr. Maya Tejasari, dr.,M.Kes dari Fakultas Kedokteran, serta anggota peneliti Dr. Nugraha, ST., MT., MM dari Fakakultas Teknik, dan Dr. Lelly Yuniarti, S.Si., M.Kes dari Fakultas Kedokteran.
Produk riset ini juga telah didaftarkan sebagai kekayaan intelektual di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Republik Indonesia dengan kategori Paten Sederhana nomor pendaftaran S00202108680 serta kategori Desain Industri nomor pendaftaran A00202103227.
Produk inovasi yang dikembangkan ini merupakan perangkat alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan yang menerapkan prinsip biosafety menggunakan tekanan positif, berupa sungkup kepala (fullhead helmet) bertenaga baterai portabel dilengkapi sistem (HEPA) filter yang menyaring udara yang masuk dari lingkungan sekitar, serta blower yang mendorong dan mengarahkan udara bersih yang telah disaring ke wajah atau sekitar hidung pemakainya melalui system tubing. Dengan udara yang didorong ke zona pernafasan pemakainya oleh blower, tekanan positif dibuat di dalam sungkup kepala yang mencegah masuknya udara yang tidak disaring secara spontan, meskipun tidak ada penyekat (seal) yang kedap di sekitar wajah dan kepala pemakainya.
Biomask Respirator Unisba merupakan produk inovasi yang memiliki berbagai kelebihan, diantaranya menggunakan tekanan udara positif yang memungkinkan pemakainya tidak harus mengandalkan paru-parunya untuk berfungsi menarik oksigen melalui media filter saat bernapas, penggunaan tekanan udara positif memiliki peringkat Assigned Protection Factor (APF) lebih tinggi sehingga memungkinkan pemakainya bekerja di lingkungan berbahaya tanpa membahayakan kesehatan, desain alat memiliki bidang visual diperluas sehingga penglihatan bidang vertikal ke bawah yang tidak terbatas, kemampuan pengguna untuk menggunakan stetoskop tidak terbatas karena dilengkapi modifikasi penggunaan stetoskop, dan perangkat terbuat dari material yang mudah didesinfeksi, dan dibuat dari material yang memungkinkan untuk harga alat yang terjangkau.
Produk inovasi ini telah melalui berbagai proses uji diantaranya uji safety (kebocoran filter), uji kecepatan aliran udara, uji durability (ketahanan filter dan ketahanan bateri) serta uji kebisingan dan saat ini telah diproduksi dalam jumlah terbatas. Dalam proses pengembangan produk inovasi ini tim peneliti bekerjasama dengan mitra industri yaitu PT Mongtuh Otomasi Solusi serta konsultan ahli teknik dalam bidang alat kesehatan.***