Edi Setiadi, “Unisba, Transformasi PTIS Menuju World Class University”

Nama Edi Setiadi tak asing lagi di lingkungan Unisba. Pria yang sering muncul di media baik cetak maupun elektronik ini memang bukan orang baru di perguruan tinggi Islam ini. Selain dikenal sebagai dosen, belakangan alumni Fakultas Hukum ini tampil sebagai sosok Calon Rektor yang akan bersaing dengan Rakhmat Ceha dalam bursa Pemilihan Rektor (Pilrek) Unisba 2017-2021 yang kini sedang berlangsung.

Lahir di Tasikmalaya, 10 November 1959, suami dari Hj. Iis Sumiarsih ini mengaku tertarik maju dalam Pilrek karena terpanggil untuk mengembangkan Unisba, “Saya akan lebih leluasa mengembangkan Unisba jika menjadi Rektor dibanding hanya sebagai dosen, dan ini sebagai ladang ibadah yang sangat luas bagi saya,” kata Pak Edi, pakar Hukum Pidana ini.

Ketertarikan untuk mengembangkan Unisba, bukan tanpa alasan. Lelaki yang memiliki nama dan gelar lengkap Prof.Dr. H. Edi Setiadi,SH.,MH., ini sudah menjadi bagian dari Unisba sejak tahun 1978. Ya, saat itulah Pak Edi mulai kuliah di Fakultas Hukum Unisba angkatan 1978 dan lulus 1982. Karena kecerdasannya, meski belum lulus (1981) ia diminta Dekan (waktu itu Pa Atje Misbach), untuk menjadi Asisten Mahasiswa/Asisten Dosen. Usai lulus S1 di Unisba, Pak Edi melanjutkan kuliah Magister (pascasarjana) di Undip-UI Semarang-Jakarta (1991), dan menyelesaikan Program Doktor Ilmu Hukum di Undip Semarang pada tahun 2004. Tidak hanya pendidikan formal, ia pun mengikuti berbagai pendidikan tambahan berupa penataran dan pelatihan dalam berbagai bidang.

Tidak hanya senang mengajar (sebagai dosen), Pak Edi juga senang menulis, bahkan bisa dibilang ia sebagai Dosen Unisba paling produktif dalam menulis artikel/karya ilmiah.  Tulisannya berupa makalah maupun artikel jumlahnya mencapai ratusan. Tak hanya artikel untuk jurnal, Pak Edi pun kerap muncul di koran sebagai penulis opini. Bahkan, berbagai televisi swasta lokal maupun nasional sering mengundangnya sebagai narasumber untuk membedah kasus-kasus terkait kepakarannya dalam bidang Hukum Pidana. Sebagai dosen, sosok Pak Edi seakan sempurna. Tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi ia jalankan dengan baik. Tidak hanya mengajar di kelas, berbagi ilmu kepada mahasiswa, berbagai penelitian pun dilakoninya. Ia pun aktif sebagai narasumber/pemateri dalam seminar/pertemuan ilmiah yang digelar baik di kampus maupun di lingkungan masyarakat dengan skala lokal maupun nasional, bahkan hingga luar negeri. Sebagai Ahli Hukum Pidana, Pak Edi pun sering menjadi Saksi Ahli dalam berbagai kasus pidana dari Kepolisian dan Kejaksaan.

Karier Pak Edi di Unisba melesat bak meteor, berbagai jabatan pun sempat dipegangnya. Mulai dari Sekretaris Pusat Bantuan dan Konsultasi Hukum (PBKH), Sekretaris Jurusan Hukum Pidana, Ketua Jurusan Hukum Pidana, Pembantu Dekan I Fakultas Hukum, Dekan Fakultas Hukum, Sekretaris Program Pascasarjana, Plt. Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Ilmu Keagamaan dan Ilmu Dasar (LPPKID), PLH Pembantu Rektor III, Wakil Rektor I, Plt. Direktur Pascasarjana, hingga menjabat Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba sejak 2013 hingga sekarang. Sukses meniti karier di Unisba, tentu bukan sebuah kebetulan. Semuanya diraih dengan kualifikasi keterampilan dan pendidikan yang dimiliki ayah dari empat putera ini.

Tak hanya berhasil dalam menjalani karier. Dalam kehidupan rumah tangga pun, Pak Edi menjadi sosok panutan keluarga dan disegani masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Keempat putera-puterinya pun berhasil lulus dari perguruan tinggi ternama. Anak pertama, Andalusia Neneng Permatasari lulusan UPI dan UI (kini mengabdi di Unisba); kedua, Muhammad Rizky Firmansyah lulusan tiga universitas ternama sekaligus (Unpad, ITB, Widyatama); ketiga Indah Nur Fajarini  baru menyelesaikan co ass di Fakultas Kedokteran Unisba, dan keempat, Syifa Edyana Fithri, kini menjadi mahasiswa Fikom Unisba. Sementara istrinya, Hj. Iis Sumiarsih selain menjadi ibu rumah tangga juga seorang pengusaha yang sukses. Di lingkungan tempat tinggalnya, Pak Edi tak segan mengayomi masyarakat, menjadi Pengurus RW hingga Ketua DKM.

Dalam organisasi ayah empat anak ini pun aktif dan memegang beberapa jabatan strategis diantaranya, sebagai Pengurus KORPRI Unit Kopertis Wilayah IV Jawa Barat, Dewan Pakar LBH KORPRI Kota Bandung, Anggota Dewan Pakar Majlis Pengurus Wilayah ICMI Jabar (2005-2010), Pengurus Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Wilayah Jawa Barat, anggota Pleno Bidang Akademik Pengurus Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Pusat (BKSPTIS), dan jabatan penting lainnya.

Dalam pandangan Pak Edi, Unisba kini sudah berkembang dengan baik, namun tentu bukan tanpa cacat. “Kekurangan-kekurangan itulah yang akan saya benahi. Saya akan membawa Unisba untuk kembali ke khittah, visi dan misi semula,” katanya. Untuk melangkah menjadi Rektor, Pak Edi pun telah bekerjasama dengan timnya membuat program kerja dengan tema, “Membangun Unisba sebagai Perguruan Tinggi Islam Swasta yang  Bermartabat, dari Daya Saing Lokal Menuju Daya Saing Global”.

Dalam program kerja tersebut diantaranya dikatakan, Pak Edi akan melakukan sebuah transformasi PTIS (Unisba) menuju Word Class University (WCU). Saat ini, menurutnya, Unisba telah melakukan strategi membangun PTIS kelas regional yang ditempuh dengan cara mengubah mindset, membangun SDM yang profesional, memperkuat fundamental bisnis, dan optimalisasi teknologi informasi. “Itulah pencapaian yang dilakukan Unisba pada tahun 2017 ini,” katanya. Sedangkan untuk tahun 2018 hingga 2028, ia akan menerapkan strategi membangun PTIS kelas dunia. Hal ini dilakukan melalui peningkatan mutu produk, peningkatan jumlah dosen S-3 hingga lebih dari 50%, peningkatan mutu layanan, dan berbasis teknologi informasi.(sari)

 

 

 

 

Press ESC to close