HUMAS-Dalam membangun jiwa technopreneurship dibutuhkan dua hal penting, yakni trustworthy (dapat dipercaya) dan kompetensi. Kedua hal tersebut harus dimiliki alumni Unisba agar bisa bersaing dengan alumni dari PT lain. Menghadapi persaingan global dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), mahasiswa Unisba juga harus bisa bersaing dengan pekerja asing.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D., saat memberikan Kuliah Umum (Studium General) bertema, “Membangun Jiwa Mandiri & Technopreneurship Mahasiswa Unisba dalam Menghadapi Tantangan Dunia Kerja,” di Aula Unisba, belum lama ini.
“Kalau kita melihat perusahaan-perusahaan kelas dunia sewaktu melakukan rekrutmen pegawai, kalau diintisarikan penilaiannya hanya ada dua hal. Pertama, dia akan mencari orang yang dinamakan trustworthy, yang kedua adalah kompetensi,” papar Wamen.
Dalam paparan ilmiahnya Arcandra mengingatkan, kompetensi seseorang harus berpijak pada tiga hal, yaitu ilmu, skill, dan pengalaman. Jadi, lanjutnya, jika ingin menjadi technopreneurship yang bagus, ketiga unsur tersebut sebaiknya dipenuhi dan saling melengkapi.
Pembangunan jiwa technopreneurship bagi Arcandra mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya menjadi Wakil Menteri SDM. “Saya belajar di bangku kuliah dari Edward Houten, saya di-hire (kerja) tahun 2011, tapi saya tidak mengerti siapa dia. Akhirnya saya tahu bahwa dia adalah peletak dasar ilmu offshore,” kenangnya.
Kepada sivitas akademika Unisba Arcandra berpesan agar tetap menghormati guru dimanapun berada. “Bapak-bapak Profesor dan adik-adik, hormati guru karena gurulah yang menjadi pondasi dasar sepertiga dari kompetensi yang kita miliki,” pesan Wamen.
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof.Dr.dr. M. Thaufiq S. Boesoirie, MS.,Sp. THT. KL. (K), mengungkapkan, kampus Unisba mendorong mahaiswanya untuk siap bersaing di era MEA dengan memberikan pembekalan tidak saja akhlakul karimah tetapi juga kemandirian untuk berwirausaha.***