KOMHUMAS- Dalam setiap prosesi wisuda, selalu ada cerita inspiratif dari para wisudawan yang berhasil meraih prestasi luar biasa. Di antara mereka, ada tiga sosok yang mencuri perhatian karena pencapaian mereka sebagai wisudawan terbaik, tercepat, dan termuda. Kisah mereka menunjukkan dedikasi, kerja keras, dan semangat untuk terus belajar yang patut menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya.
Berikut kisah tiga sosok wisudawan terbaik, tercepat dan termuda Unisba yang baru saja dilantik pada Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2023-2024 yang dilaksanakan di Aula Kampus Utama Unisba, pada Sabtu-Minggu (31/08-01/09/2024).
Wisudawan Terbaik
Siti Asiyah Nur Arifah dari Program Studi Hukum Ekonomi (HES) Syariah Fakultas Syariah menjadi wisudawan terbaik jenjang Sarjana. Ia meraih IPK nyaris sempurna yakni 3,98 dengan Predikat Pujian dan berhasil menempuh studi tepat waktu selama 8 semester atau empat tahun, serta lulus pada 2 Agustus 2024.
Judul Skripsi yang mengantarkannya menjadi Sarjana yaitu Analisis Kompilasi HES dan Kuhperdata terhadap Praltik Sewa Menyewa Rumah Bersyarat (Studki Kasus di Desa Winduhaji Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon).
Asiyah mengungkapkan bahwa meraih IPK tinggi merupakan target sejak pertama memasuki bangku perkuliahan, meskipun awalnya tidak berekspetasi memperoleh IPF tertinggi ditingkat universitas.
Menurutnya, ia selalu konsisten dalam mengejar target agar nilai UTS dan UAS bisa diatas 80 agar memperoleh nilai akhir A. “Dari awal saya selalu ngejar target nilai A. Kalaupun mata kuliahnya susah apalagi itu diluar kemampuan, saya usahain kalau ujian walaupun susah agar bagimana caranya biar masuk,” ungkapnya.
Perempuan asal Kabupaten Subang ini menuturkan, capaian tersebut juga bisa diperolahnya karena dukungan dari lingkungan pertemanannya yang memiliki kesamaan yang sama. “Suppport juga dari empat orang temen satu lingkup yang sama-sama punya ‘ambisi’. Jadi kalau ada tugas dan ketemu itu pasti sharing tentang pelajaran. Bahkan sampai dinilai sama orang lain juga, apa-apa kalau ketemu itu pasti yang dibahas tentang pelajaran dan kuliah lagi,” tuturnya.
Selama menjadi mahasiswa dari semester 1-4, Asiyah tercatat pernah mengikuti organisasi di Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU), kepanitiaan di FGD tingkat universitas, LKMPPD ditahun 2022, dan panitia POS. Sedangkan mulai disemester 5 hingga akhir, ia fokuskan pada perkuliahan saja.
Asiyah yang saat ini sedang magang di layanan konsultasi syariah Unisba, mengungkapkan bahwa memilih jurusan HES awalnya bukan menjadi pilihan namun merupakan saran dari keluarga. Ia lebih berminat ke jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Saat mendaftar PMB Unisba pun jurusan PAI menjadi pilihan pertama, sedangkan HES menjadi pilihan kedua, dan Asiyah pun dinyatakan lulus dijurusan HES.
”Diawal sempet menyesal mengambil jurusan HES, tapi ternyata disemester 1 nilainya bagus dan jadi lebih semangat kuliah. Punya target juga bagaimana caranya agar nilai tidak turun. Mau ga mau saya jadi lebih giat lagi dan akhirnya sampai kaya sekarang. Berfikir kalau sebelumnya saya ngerasa males, pasti saya ga akan sampai dititik sekarang ini,” ujarnya.
Disela-sela waktu kuliahnya sejak dua tahun lalu hingga saat ini, Asiyah juga mengabdikan dirinya menjadi guru les private yang mengajarkan mengaji bagi anak TK dan ilmu agama bagi anak SD.
Wisudawan Tercepat
Annisa Nurul Amalia dari Program Studi Ekonomi Pembangunan FEB dinobatkan menjadi wisudawan tercepat dengan menempuh studi S1 selama 3 tahun, 10 bulan, 10 hari, serta meraih IPK 3,86 Predikat Pujian yang lulus pada 11 Juli 2024.
Pengaruh Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Biaya Hidup terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Ibu Kota Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2013-2022 menjadi menjadi judul skripsi yang mengantarkan Annisa menjadi Sarjana.
Perempuan asal Banjaran Kabupaten Bandung ini masuk sebagai mahasiswa baru Unisba pada tahun 2020.
Annisa sapaaan akrabnya mengungkapkan bahwa lulus dengan cepat selama 3,5 merupakan target awalnya ketika memasuki bangku kuliah. Meski diakuinya bahwa waktu yang ditempuh akhirnya melebihi 3,5 tahun.
Ia pun membagikan tips agar dapat lulus cepat sesuai pengalamannya selama berkuliah di Unisba, yaitu dengan mengambil 24 sks dari semester awal sampai empat sehingga disemester tujuh bisa menyusun skripsi.
Perempuan kelahiran 13 Juni 2002 ini aktif juga di Hima Ekonomi Pembangunan sebagai sekretaris umum. Dengan mulai aktif diorganisasi tersebut, Annisa memutuskan untuk mulai belajar manajemen waktu karena padatnya waktu perkuliahan dan organisasi. Bahkan membuatnya juga harus begadang karena deadline dari kedua aktivitas tersebut.
Ia berpesan kepada juniornya agar terus semangat, memiliki target, dan tidak pernah menyerah meskipun mengalami kelelahan tapi harus bisa dilakukan sampai finish.
”Banyakin juga kegiatan diluar kampus kaya magang dan ikut organisasi karena itu bermanfaat dan penting untuk belajar softskill baru dan banyak bertemu teman-teman baru,” ungkapnya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini pun mengungkapkan rasa bangganya bisa berkuliah di Unisba hingga bisa menjadi Sarjana karena dosen-dosennya yang memiliki karakter yang baik dan selalu supportif.
Wisudawan Termuda
Di usianya ke 20 tahun, 10 bulan, 11 hari, Haliza Rifdahaya Rurianti dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi. Ia pun dinobatkan sebagai wisudawan termuda yang meraih IPK 3,85 Predikat Pujian yang lulus pada 12 Juni 2024.
Adapun skripsi yang mengantaraknnya menjadi Sarjana Akuntansi berjudul Hubungan antara Komunikasi Kelompok Pengurus Masjid dengan Minat Masyarat.
Haliza masuk menjadi mahasiswa baru Unisba ditahun 2020 ketika usianya menginjak 16 tahun, bisa meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi diusianya saat ini karena menempuh studi di SD hanya lima tahun saja. ”Karena di SD saya dulu sistemnya bisa lulus hanya lima tahun saja. Yang lulus enam tahun biasanya yang kurang pinter saja,” katanya.
Meski usianya lebih muda dibandingkan mahasiswa lainnya, Haliza tidak pernah merasa minder karena postur tubuhnya sama dan bisa berbaur dengan mahasiswa seangkatan lainnya.
Saat menjadi mahasiswa, Haliza juga pernah menjadi guru Bahasa Indonesia disalah satu SMP yang dikontrak selama satu tahun dan menjadi volunteer di rumah baca.
Setelah menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Haliza rencananya akan lanjut studi magister jika memperolleh beasiswa dan fokus di dunia kerja.***