Seminar Penyuluhan Desa Ekowisata dan Pengelolaan Limbah

KOMHUMAS-“Mewujudkan Desa Ekowisata sebagai Agent Perubahan Perilaku dan Budaya Masyarakat Sadar Lingkungan,” merupakan motto dari Penyuluhan Desa Ekowisata dan Pengelolaan Limbah yang diselenggarakan oleh KKN Tematik PTM2D LLDIKTI IV di Saung Ciburial Desa Sukalaksana, pada Sabtu (26/8/ 2023). Kegiatan ini dihadiri oleh ketua APTISI wilayah IV A Jabar,  ketua pelaksana PTM2D 2023, Guru Besar dari tiga kampus (Unisba, Uninus, dan ARS University), dan para perwakilan dari aparatur dan masyarakat Desa Sukalaksana. 

Pengembangan teknologi pengelolaan limbah sampah organik menjadi pupuk merupakan solusi inovatif dan ramah lingkungan apalagi jika hal ini juga diterapkan bersama dengan pengembangan program ekowisata.

Penyuluhan Desa Ekowisata dan Pengelolaan Limbah di Desa Sukalaksana ini menghadirkan tiga narasumber  guru besar dan dosen dari tiga Universitas antara lain, dosen Prodi Farmasi FMIPA Unisba Apt. Gita Cahya Eka Darma, S.Farm., yang mengatakan bahwa Unit Pengolahan Limbah Pertanian  dan Peternakan (UPLPP), terdiri dari beberapa divisi penunjang dengan konsep pemberdayaan dan pengolahan berbasis ilmiah dengan keluaran berupa produk organik baik bentuk padat, cair, biakkan cacing-maggot yang dapat digunakan untuk kemaslatan masyarakat desa, memiliki nilai ekonomis dengan kemasan ekowisata bermuatan eduteknopreneur.

Pemateri kedua yaitu Rektor Universitas ARS, Prof. Dr. H. Purwadi, M.Pd. Menurutnya, ekowisata sudah dikembangkan diberbagai desa di Indonesia tercatat kurang lebih ada 1.831 desa yang tersebar menurut Kementrian  Parekraf tahun 2021. “Desa Ekowisata merupakan domino sekaligus primadona yang akan terus diakui eksistensinya apabila bisa menjaga keutuhan dan kenyamanan,” ungkapnya.

Pemateri terakhir adalah Wakil Rektor I Uninus, Prof. Dr. Endang Komara, M.Si., yang menyatakan bahwa ekowisata memberikan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi.

“Akan tetapi ekowisata tidak bisa berdiri atau dilaksanakan secara parsial melainkan harus ada koordinasi dan dukungan dari berbagai dimensi yaitu dimensi politik, dimensi sosial dan budaya Masyarakat,” ujarnya.

Mengubah pola pikir masyarakat merupakan proses yang tidak instan, diperlukan pengetahuan mengenai kebiasaan, pola hidup, dan teknologi ekologi tradisional yang dianut oleh masyarakat. Dengan demikian, penyuluh ekowisata perlu menyelami dan memahami apa yang dianut oleh masyarakat agar dapat menerapkan inovasi dan teknologi yang dibawa oleh penyuluh ekowisata, serta mewujudkan visi misi konservasi di kawasan pelestarian alam.

Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini diharapkan masyarakat di Desa Sukalaksana mampu berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan ekowisata ramah lingkungan.***

Press ESC to close