Komhumas – Kemampuan mengelola risiko, menjadi salah satu kunci bagi perusahaan atau intitusi agar dapat bertahan dan terus berkembang. Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang mungkin dihadapi oleh suatu organisasi, proyek, atau individu. Dalam upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam bidang manajemen risiko, Unisba menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Risiko skema QRGP (Qualified Risk Governance Professional) yang diikuti oleh 20 orang peserta di Aula Gedung Pasca sarjana Unisba, Senin (31/7).
Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan, peserta pada kegiatan ini merupakan pimpinan universitas yang terdiri Rektor, Wakil Rektor, Ketua Lembaga, dan Dekan setiap fakultas. Menurutnya, meskipun saat ini Unisba memiliki Badan Penjaminan Mutu (BPM) internal, namun beliau berpendapat perlu adanya pelatihan manajemen risiko yang bukan hanya dapat membangun awareness tapi juga membangun komitmen.
“Berbagai fakultas dan unit di Unsiba sebenarnya sudah terbiasa untuk menganalisis kira-kira potensi risiko apa yang akan terjadi. Namun, kami belum bisa confirm apakah langkah yang dilakukan sudah on the track sesuai konsep manajemen risiko atau belum. Maka dengan menjalankan kegiatan ini, kami harap bisa menjadi pengetahuan lebih sempurna dan lengkap untuk menjalankan praktek manajemen risiko, terutama dalam keseharian mengelola perguruan tinggi,” ujarnya.
Hal senada diungkap Wakil Rektor IV Dr. Ratna Januarita, S.H., LL.M., M.H., menurutnya pelatihan ini sangat bermanfaat guna meningkatkan kapabiltas organisasi dan SDM bagi dosen maupun tendik, terlebih pasca pandemi. Menurutnya, kegiatan ini akan berdampak pada memingkatnya Indikator Kinerja Universitas (IKU) dan rekognisi dosen dengan diperolehnya sertifikasi profesi berbasis BNSP.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi sistem yang kita bangun bersama. Kemudian, dengan kegiatan ini BPM bisa melakukan updating dengan borang-borangnya yang bisa lebih meng-encourage kita semua supaya bisa melaksanakan risk management tidak hanya untuk mengsii borang planning saja tapi diimplementasikan ke kegiatan sehari-hari,” ujarnya.
Materi pelatihan dan sertifikasi risk management disampaikan oleh Leading Principal dari CRMS (Center for Risk Management & Suistainbility), Dr. Antonius Alijoyo dan trainer, Subramaniam Anbanathan, MBA., SSi., CGRCOP, CGP, QRMP, CQM,. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai dari teori, dari mulai fundamental risk governance, membahas ISO 31000, studi kasus, diskusi, hingga sertifikasi kompetensi. (Feari)