Unisba Gelar Silaturahmi Secara Virtual

KOMINPRO – Setiap manusia pada hakikatnya diciptakan sebagai pemimpin. Sebelum memimpin orang lain, seseorang minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya mengingatkan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan akan diminitai pertanggung jawabannya (HR Al-Bukhari). Maka dari itu, islam sennatiasa mengajarkan umatnya untuk menjadi pemimpin yang baik. Jika dapat menerapkannya, maka Insya Allah dia akan selamat dalam urusan di dunia dan akhirat.

Demikian disampaikan Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl saat memberikan Tausiyah bertajuk “Sikap Pemimpin yang Menjaga Kemabruran Shaum” pada acara Silaturahim Idul Fitri 1442 H yang diselenggarakan secara kombinasi daring melalui Zoom Meeting dan luring di Aula Unisba, Senin (24/06). Beliau mengatakan, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Namun, sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah taqwa terhadap Allah SWT.

Prof. Miftah mengatakan, potret atau indikator untuk mengukur ketaqwaan seseorang tercermin dalam surat-surat Madaniyah. Seseorang yang bertaqwa kepada Allah SWT selalu menerapkan tiga hal dalam hidupnya yaitu menjaga iman, shalat berkualitas, dan selalu siap berbagi.

“Beberapa  ayat dalam Al-qur’an menerangkan bahwa orang taqwa adalah mereka yang siap berbagi harta yang dicintai atau disenanginya. Siap membaginya di saat lapang ataupun sempit dan dalam keadaan untung atau rugi, ujarnya.”

Selain itu, beliau mengatakan, ada sifat-sfiat lain yang perlu dimiliki seorang pemimpin, terutama bagi mereka yang menduduki sebuah jabatan. Menurutnya, ciri orang yang bertaqwa, adalah dia yang memiliki kemampuan dalam pengendalian emosi dan amarah.

“Marah menjadi sumber malapetaka, apalagi jika kebiasaan marah itu dimiliki oleh para pemimpin. Ketika kamu marah yang dominan dalam hati dan pikiranmu adalah iblis, maka biasakan membca baca taudz dan istighfar ketika sedang emosi. Marah itu bagaikan api, kalau marah maka siapa yang menjadi korban yaitu lingkungan dan orang-orang sekitar,” jelasnya.

Sifat lain yang perlu dimiliki seorang pemimpin, kata beliau adalah selalu konsisten memenuhi janji. Menurutnya ciri pemimpin yan baik adalaah seseorang yang berusaha tidak berjanji, tapi sekali dia berjanji pasti akan ditepati. Prof. Miftah menerangkan, berpahit-pahit untuk tidak berjanji lebih baik daripa mengumbar janji karena menyalahi janji adalah tanda dari kemunafikan.

Prof. Miftah menambahkan, ciri pemimpin yang baik adalah seseorang yang mau mengakui kesalahan jika berbuat salah. Menurutnya, harga diri seorang pemimpin tiddak akan berkurang jika mengakui kesalahan yang diperbuatnya.

“Seorang pemimpin tidak akan kemudian menjadi tidak terhormat jika mengakui kesalahannya malah justru sebaliknya. Contoh Abu Bakar Sidiq dan sahabat-sahabat rasul, mereka memiliki kenggulan mengaku salah jika berbuat khilaf,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH., mengatakan, di tengah pandemi yang masih berlangsung, kita patut bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Menurutnya, kesempatan untuk menyambut bulan Syawal merupakan anugerah karena pada moment ini seseorang telah terlahir kembali kepada karakter awal atau fitrah. Maka dari itu Rektor mengingatkan, sepanjang masih bisa bernafas sudah selayaknya semua yang kita lakukan diwarnai dengan niat ibadah. “Tidurnya orang berpuasa saja bernilai ibadah apalagi aktivitas lain yang jelas mendatangkan manfaat. Untuk ini saya mengingatkan kepada diri sendiri dan kepada seluruh civitas akademika Unisba, sebagai dosen membaca literatur, menjalankan riset, menulis artikel, mengajar mahasiswa atau mengoreksi tugas dan hasil ujian mahasiswa semuanya dapat bernilai ibadah. Tugas –tugas ini janganlah dijadikan sebagai beban atau hanya memenuhi kewajiban saja akan tetapi harus diniatkan sebagai ibadah supaya hidup kita bermakna,” ujarnya. (Feari)

Press ESC to close