KOMHUMAS- Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK Unisba) menggelar Open House Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) jalur Ujian Saringan Masuk (USM) Gelombang 1 Tahun Akademik 2023/2024 secara daring melalui Zoom Meeting, pada Minggu (19/03/2023). Kegiatan ini diikuti sekitar 300-an orang tua calon mahasiswa FK Unisba.
Pada kesempatan ini, dilaksanakan diskusi bersama Bendahara Badan Pengurus Yayasan Unisba, Aminuddin Irfani, SE., M.Si.; Wakil Rektor I, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPM.; Wakil Rektor II, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si. beserta jajaran pimpinan FK Unisba terdiri dari; Wakil Dekan I, Dr. dr. Santun Bhekti Rahimah, M.Kes.; Wakil Dekan II, dr. Lisa Adhia Garina, SpA., M.Si. Med.; serta Kaprodi Pendidikan Dokter, dr. Alya Tursina, Sp.S., MH.Kes., mengenai fasilitas, sarana & prasarana, pembiayaan perkuliahan, akademik, kuota yang diterima dan sebagainya. Disamping itu para orang tua juga memperoleh informasi mengenai profil dan perkembangan FK Unisba hingga saat ini yang disampaikan oleh Wakil Dekan I FK Unisba.
Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengatakan, open house ini terselenggara dalam rangka memperkenalkan FK Unisba secara khusus.“Pada open house ini akan dilaksanakan diskusi mengenai hal-hal apa saja yang akan dilakukan baik ditingkat universitas maupun fakultas tenang pengembangan sekaligus pembelajara di FK Unisba,” kata Rektor.
Menurut Rektor, kuota yang ditetapkan untuk FK Unisba sangat terbatas, sehingga tidak semua yang mendaftar bisa diterima. “Mohon kelapangan jika tidak lolos dan bisa mengambil hikmah dibalik itu. Kami pun masih membuka kesempatan di gelombang dua dan tiga,” ujarnya.
Lebih lanjut Rektor menegaskan, seleksi PMB FK Unisba ini dilakukan dengan kaidah akademik dan moral akademik.
Hal senada juga diutarakan Wakil Ketua Badan Pengurus Yayasan Unisba, Dr. H.M. Faiz Mufidi, SH., MH. Menurutnya, seleksi PMB FK Unisba berpegang pada standar dan norma akademik, khususnya bagi calon mahasiswa yang memiliki modal immateriil yakni kecerdasan, kerajinan, keteguhan dan yang berkaitan dengan persiapan mental lainnya. “Hal ini karena proses belajar mengajar relatif lebih berat dibanding program studi lainnya yang ada di Unisba. Nantinya akan merasakan pada pressure tugas-tugas yang harus dilaksanakan dari awal hingga akhir perkuliahan,” ungkapnya.
Beliau mengatakan, modal sekunder berupa kesiapan finansial pun perlu dipersiapkan meski pengaruh terbesarnya ada pada prestasi akademik yang diraih.*