KOMHUMAS – “Always be positive to make a better life”, itulah moto hidup Arham Bima Amantana, wisudawan Fakultas Hukum Unisba gelombang I tahun akademik 2023-2024 yang akan dilantik Minggu (26/2) mendatang.
Bukan tanpa sebab Arham mengamini moto tersebut. Arham yang merupakan anak dari seorang guru honorer dengan nominal gaji yang tidak seberapa akhirnya berhasil memperoleh predikat sarjana hukum Unisba. Kondisi sosial ekonomi yang dimiliki kedua orang tua Arham tidak menyurutkan keinginan Arham untuk mengangkat derajat orang tuanya dengan memperoleh gelar sarjana hukum.
Sebelum berkuliah di Unisba, Arham sempat ragu untuk melanjutkan studi karena terkendala biaya. Namun, salah satu anggota keluarga Arham yang terlebih dahulu berkuliah di Fakultas Hukum Unisba memotivasinya untuk sama-sama berkuliah di Unisba. Dukungan untuk Arham tidak sampai disitu saja karena, Uak (kakak dari Ibu kandung Arham) pun turut memberikan bantuan uang kuliah untuk Arham.
Perjalanan Arham berkuliah di Unisba tidaklah mudah karena saat masuk semester lima, Uak Arham yang menanggung biaya kuliahnya wafat akibat Covid-19. Selepas wafatnya Almarhum, pihak keluarga yang ditinggalkan pun tidak bisa membantu biaya kuliah Arham seperti saat Almarhum masih hidup. Namun Arham tidak tinggal diam. Ketika Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) diluncurkan Kemendikbud, Arham langsung mendaftarkan diri.
“Alhamdulilah ada pengumuman Program MBKM dan keterima. Saya mengajar di salah satu Sekolah Dasar selama kurang lebih lima bulan Dari ikut program tersebut dapat uang bantuan untuk biaya kuliah. Uang saku yang didapatkan dari program tersebut pun saya tabung.”
Selama kuliah di Unisba, Arham aktif di berbagai organisasi internal kampus seperti DAM Fakultas Hukum Unisba sebagai Staf Komisi B pada tahun Akademik 2021/2022. Arham juga aktif di Himpunan Mahasiswa Perdata sebagai Staf Internal pada tahun akademik berikutnya.
Setelah lulus kuliah, pemuda kelahiran 24 Januari 2001 ini berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi supaya kelak bisa menjadi dosen. Ia terinspirasi jadi tenaga pengajar setelah dosen pembimbingnya, Bapak Asep Hakim Zakiran, S.H., M.H memberikan dukungan moril berupa sejumlah buku yang sangat membantunya saat ia menulis skripsi. Untuk meraih keinginannya tersebut, Arham berencana bekerja terlebih dahulu supaya punya biaya untuk melanjutkan cita-citanya tersebut.
Arham pun berpesan untuk mereka-mereka yang mengalami hal yang sama dengan Arham untuk tidak menyerah karena ia berprinsip, “Allah gak akan ngasih cobaan yang melebihi jangakauan manusia dan berjuang saja, pasti ada jalan Insya Allah.”
“Saya sangat berterimakasih pada kedua orang tua untuk materil dan non materil sehingga saya bisa sampai di titik saat ini. Saya juga sangat berterimakasih pada keluarga dari kakak kandung Ibu saya karena atas jasa-jasanya, saya bisa berkuliah di Unisba”, ujar Arham saat diwawancarai Kominpro Unisba.
Di sisi lain, Sudaryono selaku ayah kandung dari Arham berkata, Arham adalah sosok anak yang disukai di keluarga maupun lingkungannya karena ia punya etika dan sopan santun yang tinggi. Ia selalu semangat dalam belajar dan selalu kita dukung walau di tengah kesulitan yang melanda.
“Ia punya karakter mandiri, keinginan cari uang sendiri yang bisa dilihat dari keikutsertaannya dalam mengikuti program Kampus Mengajar”, ujarnya. Kebanggaan akan keberhasilan Arham pun tidak saja diutarakan oleh ayahnya saja.***