KOMHUMAS-Dalam rangka memperingati hari Peduli Sampah Nasional, Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan Workshop Pemilahan Sampah Organik dan Non Organik yang dilaksanakan di Gedung LPPM Unisba, Selasa (21/02/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh Tata Laksana dari berbagai Fakultas, Unit, Lembaga dan Bagian di lingkungan Unisba yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kebersihan khususnya pengelolaan sampah.
Pemateri pada Workshop ini adalah Dekan Fakultas Teknik Unisba, Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU.
Ia mengungkapkan, tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan saat ini adalah mindset/cara pandang/sudut pandang. “Mindset air harus diterapkan karena dalam Islam air merupakan sumber keindahan (surga) seperti yang terkandung dalam surat Arra’du ayat 35. Dan ini merupakan wujud ketaatan dalam menjalankan perintah Allah. Jadi jangan lagi membuang sampah ke sungai,” ujarnya.
Beliau mengatakan, solusi yang bisa diterapkan yaitu dengan menerapkan budaya buang sampah seperti contohnya di negara Jepang. Sampah juga perlu dikelola dengan cara baru yang bisa menghasilkan sumber daya yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan ruang lingkup pengelolaan sampah menurut UU 18 tahun 2008 dan ruang lingkup pengurangan sampah menurut PP 81 tahun 2012.
Ia menjelaskan, dalam pengelolaan sampah pun diperlukan pengurangan berbagai sumber sampah seperti mengurangi sampah makanan, kantong plastik, kemasan sekali pakai, kemasan serba plastik dan styrofoam.
Beliau juga memberikan masukan untuk program minim sampah di Unisba yaitu melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh Rektor kepada setiap fakultas yang berisikan hal-hal seperti larangan untuk membawa makanan dan minuman ke gedung perkantoran kecuali membawa minuman dengan menggunakan tumbler dan misting, kegiatan makan minum sebaiknya dilakukan di ruang khusus untuk perkantoran dan kantin, program tumbler untuk mahasiswa baru dilanjutkan, dan skripsi menggunakan dua sisi kertas.
Sampah organik kata beliau, berpotensi diolah menjadi kompos dengan skala rumah tangga/individu, lubang biopori, komposter drum, komposter bata terawang, dan biodigester. “Aplikasi Kompos ini untuk membangun ketahanan pangan keluarga. Kompos juga bisa dimanfaatkan untuk program Urban Farming,“ katanya.
Sedangkan sampah anorganik menurutnya, dapat didaur ulang dan guna ulang yang dapat dijual ke bank sampah induk/bandar serta bisa dimanfaatkan menjadi rapiya, upcycle product, dan lainnya.
Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, SE., M.Si., mengatakan, kegiatan ini diinisisasi untuk meningkatkan kebersihan lingkungan kampus Unisba dan ingin meminimalkan volume sampah yang harus diangkat oleh Dinas Kebersihan yang mengakibatkan anggaran pengelolaan sampah melonjak luar biasa.
Warek II menambahkan, Unisba juga ingin mengoptimalkan pengelolaan sampah dilingkungan kampus yang bukan hanya bersih tapi juga disiplin sehingga benar-benar bersih, tidak menumpuk dan bau. “Sehingga nantinya ada pemilahan sampah sejak hulu ketika sivitas akademika Unisba melakukan konsumsi dan sampah tidak dibuang begitu saja. Kita harus pastikan bahwa ada pemilahan sampah sejak awal yang dibedakan dengan organik dan non organik,” ujarnya.
Menurutnya, pemilahan sampah bisa menghasilkan uang dengan menyetorkannya ke bank sampah yang ada di Kampus I Unisba.
Warek II berharap, setelah mengikuti workshop ini para peserta tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan saja, tapi juga semangat aktif untuk mengelola sampah dengan memilah dan mengolah sehingga sistemnya terbangun.***