KOMINPRO-Tak dapat disangka tetapi itu qadarullah, inilah kalimat yang diungkapkan pertama kali oleh Salbia Salsabila Mulki ketika mahkota dan samir berada dipundak dan kepalanya sebagai tanda dinobatkannya menjadi juara I Duta Baca Jawa Barat (Jabar) 2020. Prestasi membanggakan ini telah dia raih melalui perjuangan dan kerja kerasnya setelah bersaing dengan 228 orang peserta lainnya yang sudah memiliki surat rekomendasi dari dinas perpustakaan daerah kab/kota masing-masing sebagai perwakilan daerah dan sudah lulus tahap administrasi secara online.
Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba Angkatan 2017 yang juga mewakili Kab. Cianjur ini telah menjalani proses seleksi yang sangat ketat pada kontes yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (Dispusipda Jabar) dengan tema “Meningkatkan Literasi, Inovasi, dan Kreatifitas untuk Mewujudkan Masyarakat Berpengetahuan dan Berkarakter”. Dimulai dari audisi awal untuk seleksi pertama pada Rabu (04/03), dimana dia dan peserta lainnya diwawancara langsung oleh tim paguyuban Duta Baca dan pejabat Perpustakaan Provinsi (Bapusipda) Jabar. Setelah itu, dia masuk sebagai finalis 54 besar.
“Dimana 54 besar pewakilan kab/kota yg ada di Provinsi Jabar ini sudah menjadi bagian dari Paguyuban Duta Baca Jabar untuk sama-sama berkolaborasi dan bersinergi dalam membangun literasi negeri dan mengkampayekan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” katanya.
Kemudian, dia dikarantina bersama ke 53 finalis lainnya di Hotel Lingga Bandung selama 3 hari 2 malam, pada Selasa s.d. Kamis (10 s.d. 12/03). Berbagai kegiatan telah dilaluinya seperti kunjungan ke Bio Farma untuk menambah pengetahuan mengenai literasi kesehatan, lalu ke Museum Gedung Sate untuk memahami literasi budaya dan kewarganegaraan. Sisanya dihabiskan di Hotel Lingga, untuk menerima pembekalan dewan juri dan menyelesaikan berbagai tantangan dari dewan juri, seperti membuat vlog dan essay dalam waktu yang sudah ditentukan.
Anggota Korps Protokoler Mahasiswa Unisba ini selanjutnya mempresentasikan beberapa program literasinya yang sudah digarap yaitu menjadi salah satu pioneer West java Leader’s Reading Challenge (WJLRC), lalu perintis komunitas GEMA (Gerakan Membaca), dan sudah melakukan PKM Literasi Media di SD 1 Pasir Impun Ujung berung. Selain itu, bersama beberapa dosen Fikom Unisba melakukan PKM Literasi Media di YPC Tasikmalaya. Lalu, dia juga mengajukan program Ekspos Literasi dan Inklusi sosial project.
“Hal ini berangkat dari permasalahan bahwa banyak sebetulnya gerakan aksi literasi di Jabar tetapi hanya segelintir orang saja yang mengetahui dan terlibat dalam aksi literasi itu, padahal gerakan gemar membaca dan diskusi literasi itu sangat dekat dengan kita,” ungkapnya.
Proses selanjutnya yang dilaluinya yaitu keberhasilannya masuk ke 24 besar, dimana pada sesi ini dilakukan sesi tanya jawab selama 1 menit. Setelah itu, pada tahap akhir, dia masuk menjadi 12 besar dengan sesi tanya jawab public yang durasi menjawabnya selama 5 menit. Serta tambahan 1 menit untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri kehormatan. Dari tahap akhir ini diumumkan pemenangnya. Salbia beserta rekannya Rohman Hikmat, mahasiswa Unpad perwakilan kab.Sukabumi berhasil meraih juara 1.
Tentu, amanah yang diembannya ini akan dilakoninya selama satu tahun kedepan. Tugas yang akan dijalaninya yaitu berkaitan mengenai literasi dan peningkatan melek literasi di Jabar.
“Sejauh ini tugasnya tentu berkaitan menganai literasi dan peningkatan melek literasi di Jabar dengan bertugas dibawah naungan Dispusipda Jabar, mengajak dan mengkapanyekan kegiatan literasi dan gemar membaca serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi, ikut mendukung misi gubernur terkait peningkatan angka literasi di Jabar, serta membantu ekspos kegiatan dan koleksi perpustakaan.
Harapannya, melalui prestasi yang diraihnya ini dapat mendorongnya untuk lebih aktif lagi dalam aksi kontribusi dan dedikasi untuk negeri dalam meningkatkan melek literasi, khususnya di provinsi Jabar. Selain itu, prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan lainnya dan memicunya untuk selalu berkaya dalam bidang literasi. “Bagi saya, menjadi duta baca bukanlah untuk eksistensi diri, tetapi yang menjadi tujuan utama yakni harus selalu berkaya, mengabdi, dan menginspirasi,” pungkasnya. (Eki)