KOMINPRO – Menapaki usia yang ke-15 tahun, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) menggelar sidang terbuka senat dengan tema “Global Collaboration to Develop Medical Research and Education Excellencies” di Aula Utama Unisba, Kamis (31/1). Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Prof. Ismunandar, Ph.D didaulat menjadi keynote speaker untuk memberikan orasi ilmiah terkait pengembangan pendidikan kedokteran di era industri 4.0.
Ismunandar mengatakan, dunia medis kini tengah menghadapi era baru dimana segala sesuatu dituntut untuk lebih cepat. Dia menuturkan, di dunia kesehatan pemanfaatan teknologi yang esensinya menggunakan internet of things, big data, dan artificial intilegent sudah dilakukan. Bahkan sekitar 4,9 juta orang kini sudah terhubung dengan perangkat dan tenaga medis secara online.
“Ada yang menyebutkan sekitar 18% sensor-sensor yang digunakan untuk kesehatan pada tubuh manusia sudah digunakan. Berbagai Rumah Sakit sudah mengaplikasikan hal tersebut sehingga jika seseorang mengalami sesuatu dapat terdeteksi melalui peringatan tanpa harus datang ke fasilitas medis,”ujarnya.
Sektor kesehatan telah memanfaatkan big data untuk penanganan pasien, riset atau studi, database, dan lainnya. Menurutnya, data-data dalam jumlah besar yang sudah terkumpul dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, baik di tingkat masyarakat maupun negara.
“Peluang untuk hal tersebut baik untuk research, training, treatment, dan decision making sangat besar sehingga menjadi keharusan bagi kita, terutama pendidikan kedokteran juntuk mengintergrasikan hal-hal ini untuk mepersiapkan para lulusannya,” ujarnya.
Riset McKinsey & Company menyebut, dalam rentang waktu 15 tahun, mulai 2015-2030, sekitar 23 juta pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan otomasi pada 2030. Di sisi lain, teknologi membuka peluang 27-46 juta pekerjaan baru dan 10 juta di antaranya merupakan jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.
“Banyak pekerjaan yang berkembang cepat saat ini, tidak kita temui pada 20 tahun yang lalu. Kecepatan perubahan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan industri pun semakin meningkat,”ujarnya.
Dia mengatakan, khusus dunia kedokteran harmonisasi sitem pendidikan dan pelayanan kesehatan dengan pendekatan kolaboratif menjadi praktek yang perlu ditingkatkan. Menurutnya, kolaborasi tersebut akan berdampak terhadap kualitas lulusan karena apa yang diberikan di dunia pembelajaran tidak akan berbeda jauh dengan apa yang dipraktekan di dunia kerja.
Dia menambahkan, dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu baik dalam proses pendidikan dan kualitas lulusan, perguruan tinggi (PT) harus selalu melakukan reorientasi kurikulum dengan memperhatikan berbagai standar yang ada di PT Nasional. Menurut Ismunandar, perkuliahan tatap muka hendaknya lebih banyak diisi melalui kegiatan yang dapat mengasah kemampuan berifikir tingkat tinggi, diskusi, dan problem solving. Sementara terkait hal-hal yang berkaitan dengan materi atau transfer knowledge dapat diselesaikan melalui perkuliahan online atau modul-modul yang tersedia.
“Mahasiswa kita adalah mahasiswa yang lahir dengan teknologi tersebut. Maka inilah waktunya bagi kita menfaatkan teknogi tersebut untuk melakukan dan memperkuat kualitas pembelajaran, termasuk di bidang kedokteran. Saya yakin Unisba sudah mulai melakukan itu dan kami berharap kuantitas dan kualitasnya dapat terus ditingkatkan,”jelasnya.
Dalam kurun waktu 15 tahun, berbagai capaian telah berhasil diraih oleh FK Unisba. Lulusan FK telah tersebar di berbagai bidang profesi dokter. Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH., menargetkan tahun ini FK Unisba bisa terakreditasi unggul (A). Rektor mengatakan, akreditasi dipercaya akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap FK Unisba yang kini berusia 15 tahun.
“Jika akreditasi FK Unisba meningkat, maka kepercayaan masyarakat juga meningkat. Akreditasi ini sangat penting dalam persaingan Fakultas Kedokteran yang semakin ketat. Kami optimis tahun ini FK Unisba bisa terakreditasi unggul karena kami sudah mempersiapkan semuanya,”ujarnya. (Feari/Wiwit)