KOMINPRO – Menyusul kesuksesan penyelenggaraan simposium internasional SiRes dan SoRes tahun lalu, LPPM Unisba kembali menyelenggarakan simposium kedua yaitu 2nd Bandung Annual International Conference (BAIC) “Building Technology and Media Creative Society 5.0” terindeks Scopus dan Web of Science yang dilaksanakan di Grand Tjokro Hotel Bandung, pada Selasa-Rabu (22-23/10). Simposium kali ini, menampilkan gebrakan baru dengan menghadirkan Medicine and Global Health Research Symposium (MoRes) dengan inovasi mengkhususkan kesehatan dan farmasi dalam rumpun tersendiri.
Wakil Rektor III, Asep Ramdan Hidayat, Drs., M.Si., mengatakan, tema simposium ini sangat baik dalam mengantisipasi perkembangan masyarakat yang sangat dinamis dan memisahkan kemajuan teknologi dengan kehidupan beragama.
Dikatakannya, Islam memiliki peran mempersepsikan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat dalam kerangka media kreatif pada masyarakat 5.0. “Insya Allah, ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, asalkan dampak yang disebabkan oleh teknologi atau media benar-benar berlaku untuk kepentingan manusia (Al Maslahah Al Mursalah). Serta pada prinsipnya prinsip fiqh al aslu fil muamalati al ibahah,” ungkapnya.
Lebih jauh, Islam tidak membatasi manusia untuk selalu berinovasi dan berkreasi. Oleh karena itu, membangun teknologi dan media kreatif disemua lapisan masyarakat masih diperbolehkan karena Nabi telah membuka pintu dalam perkataannya.
Harapannya, konferensi ini dapat memberikan banyak informasi dan manfaat penting untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah yang berguna untuk perkuliahan dan institusi.
Sementara itu, Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Atie Rachmiatie, M.Si, mengatakan, konferensi ini terselenggara dengan maksud memberikan ruang bagi publikasi hasil riset berkualitas tinggi dari semua bidang. “Target dari hasil konferensi internasional ini prosiding yang diterbitkan dapat terindeks scopus dan Web of Science, sehingga ranking Indonesia dalam publikasi ilmiah terus meningkat,” ungkapnya.
Konferensi ini, lanjutnya, menjadi forum ilmiah yang dikelompokkan dalam Sosial Kemanusiaan, Sains, dan Medis. Dimasa depan, konferensi ini akan dipilah berdasarkan kelompok pengetahuan yang relatif lebih spesifik. Selain itu, konferensi ini memperoleh dukungan dari sub–organisator / co–Host dari universitas dalam dan luar negeri seperti Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universitas Ciberjaya Collage of Medical Sciences dan Asia Metropolitan University Malaysia, Universitas Bhayangkara Bekasi, dan Universitas Islam Sultan Agung.
Paper karya ilmiah yang diikut sertakan dalam symposium internasional ini sebanyak 329, yang setengahnya merupakan karya ilmiah dari dosen – dosen Unisba. Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ilmiah BAIC ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada akademisi dan praktisi di Indonesia, negara-negara ASEAN dan dunia untuk mendiskusikan berbagai isu kontemporer terkait manajemen pengelolaan alam dan ilmu sosial. Area riset yang masuk dalam SiRes adalah Teknik Industri, Teknik Pertambangan, Perencanaan Wilayah dan Kota, Statistik, dan Matematika. Sedangkan bidang riset yang masuk dalam area SoRes adalah Komunikasi, Psikologi, Manajemen, Akuntansi, Ekonomi, Hukum, Pendidikan Islam, Pendidikan Anak Usia Dini, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ekonomi Syariah dan bidang lain yang terkait. Sedangkan, untuk MoRes, bidang risetnya meliputi kesehatan dan farmasi.
Pembicara kunci (keynote speakers) dalam kegiatan ini adalah Prof. Cherian George dari Hong Kong Baptist University, Dr. Peter Davey dari School Enviromental Science Grith University dan Prof. Dr. Ieva B. Akbar dari Universitas Islam Bandung. Kegiatan ini dibagi menjadi dua kegiatan besar yaitu plenary session yang menghadirkan ketiga pembicara dalam satu sesi, serta parallel session yang membagi para pemakalah ke dalam ruang-ruang presentasi dan diskusi sesuai dengan tema tulisan dari para peserta.
Hari pertama kegiatan diisi dengan coaching clinic bagi para pemakalah untuk memberikan kesempatan dalam memperbaiki tulisan dan materi presentasi sebelum ditampilkan/didiskusikan dengan akademisi/praktisi lain yang hadir dalam acara tersebut. Sementara itu, dihari kedua setelah mendengarkan paparan dari keynote speakers, para peserta akan mempresentasikan hasil riset dan mendiskusikannya dalam parallel session.***