KOMINPRO – Sebagai perguruan tinggi Islam, Universitas Islam Bandung (Unisba) memiliki misi untuk menghasilkan lulusan yang berakhlakul kharimah. Namun, perlu diakui bahwa mahasiswa Unisba memiliki latar belakang pendidikan yang bervariaif jika dilihat dari tingkat pengetahuan maupun pengalaman. Maka untuk mencapai misi tersebut, tentu saja diperlukan bebagai langkah yang harus ditempuh secara sistematis dan berkelanjutan salah satunya melalui kegiatan Pesantren Mahasiswa.
Melalui kegiatan pesantren, Unisba berusaha menanamkan karakter yang baik bagi lulusannya. Untuk menjadi mujahid, mujtahid, dan mujaddid, mahasiswa Unisba dipandang perlu mengikuti pesantren untuk menanamkan ruhul islam dan menyiapkan kamampuan-kemampuan asasi dalam kehidupan beragama.
Rektor Unsiba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH mengatakan pesantren mahasiswa merupakan kegiatan akademik yang wajib diikuti seluruh mahasiswa Unisba. “Pesantren ini masuk kurikulum sehingga Saudara wajib mengikuti acara ini tanpa terkecuali. Artinya kegiatan ini ditunjukkan juga bagi mahasiswa yang beragama non muslim, meskipun tidak mengharuskan masuk Islam karena peraturan ini sudah berlangsung puluhan tahun,” ujarnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Pesantren Mahasiswa Gelombang 8 Tahun Akademik 2018-2019, di Aula Kampus 2 Ciburial Unisba, Senin (8/4).
Rektor mengatakan, peserta yang tidak mengikuti kegiatan pesantren akan mendapatkan konsekuensi akademik di akhir masa perkuliahan. Rektor menuturkan, pesantren mahasiswa merupakan entry poitn bagi peserta untuk mengikuti Pesantren Sarjana.
“Sertifikat pesantren ini akan menjadi syarat bagi mahasiswa yang akan mengikuti sidang skripsi. Jadi kalo tidak mengikuti sekarang maka tahun depan tetap harus ikut. Kegiatan ini sudah pernah dievaluasi dan hasilnya ada. Walaupun saudara bisa menerimanya banyak atau sedikit itu tergantung keseriusan saudara mengikutinya,” ujarnya.
Kegitan Pesantren Mahasiswa Tahun Akademik 2018-2019 diikuti 3026 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 664 orang, Ilmu Komunikasi (410), Teknik (361), MIPA (331), Tarbiyah, (279), Hukum (267), Psikologi (216), Syariah (207), Kedokteran (177), dan Fakultas Dakwah sebanyak 114 orang. Pesantren Mahasiswa terbagi ke dalam 14 gelombang yang mulai diselenggarakan tanggal 11 Februari hingga bulan Agustus 2019.
Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK), Dr. H. M. Wildan Yahya, Drs., M.Pd., mengatakan, kegiatan pesantren mahasiswa lebih dikonsentrasikan pada kegiatan praktis. Dalam setiap gelombang, peserta akan dibina selama satu minggu agar dapat melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Rasululah Saw dan dapat membaca Al-Quran dengan sebaik-baiknya.
Selama lima hari di kampus Ciburial, para peserta mendapat berbagai materi dari narasumber yang meliputi materi Implementasi Ruhuddin di Kampus Unisba, Thaharah, Praktek Shalat, Baca Tulis Al-Qur’an (BTAQ), Shaum & Zakat, Teori Haji dan Umrah, Praktek Manasik Haji, Teori dan Praktik Pemulasaraan Jenazah, Responsi, Tahsin Al-Qur’an.
“Saya berharap dengan mengikuti kegiatan ini peserta bukan hanya dapat memahami ilmu yang diberikan tapi juga mengiplementasikan di tengah kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mengingat padatnya kegiatan ini tidak boleh ada peserta yang meninggalkan kegiatan sebanyak tiga kali, jika ada yang melanggar maka akan didrop out dan mengulang di tahun berikutnya, jelasnya. (Feari/Sari)